Jumat,  22 November 2024

Misteri Insiden Penembakan Di Tol Bintaro Dan Terseretnya Stafsus Ketua DPRD DKI 

NS/RN/NET
Misteri Insiden Penembakan Di Tol Bintaro Dan Terseretnya Stafsus Ketua DPRD DKI 
Ilustrasi

RN - Penembakan di Exit Tol Bintaro hingga menewaskan satu orang terungkap. Polisi telah mengamankan pelaku berinisial Ipda OS.

Sayangnya OS hingga kini belum ditetapkan sebagai tersangka. Adapun insiden penembakan bermula dari adanya laporan warga yang merasa terancam setelah dibuntuti oleh korban. 

Warga berinisial O yang belakangan diduga merupakan staf khusus (stafsus) Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian, yakni Ipda OS.

BERITA TERKAIT :
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menyebut, pelapor dan Ipda OS punya hubungan pertemanan.

"Iya (berteman), makanya dia menelepon sama kaya kamu misal di jalan ada yang buntuti kamu telpon saya pak gini-gini makanya dia telepon," ujarnya di Polda Metro Jaya, Rabu (1/12/2021).

Meski begitu, Zulpan belum bisa memastikan apakah korban yang diketahui membuntuti pelapor sempat mengeluarkan tembakan atau tidak.

Zulpan menegaskan pihaknya akan melakukan uji Balistik Forensik terkait dengan selongsong peluru dan sebagainya.

Saat ini polisi masih bekerja untuk menemukan baik selongsong maupun proyektil peluru.

"Yang jelas dari kejadian itu kita ketahui betul terjadi tembakan maka sudah diamankan senpi jenis HS. Dan betul ada korban dua orang satu meninggal tapi meninggal bukan di tempat kejadian perkara tapi di RS selang satu hari dirawat," ungkapnya.

Diketahui, dua orang pria mengalami luka tembak di Exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan bebeberapa waktu lalu. Pelaku penembakan merupakan oknum anggota Polantas, Ipda OS.

Setelah dirawat di Rumah Sakit, satu korban bernama Poltak Pasaribu dinyatakan meninggal dunia usai mengalami tembakan di bagian perut.

Pengakuan Istri Korban 

Poltak Pasaribu jadi korban tewas dalam peristiwa penembakan oleh anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya, Ipda OS, di Exit Tol Bintaro.

Istrinya, Listi boru Silitonga, buka suara mengenai peristiwa ini. Dia membantah mentah-mentah pengakuan pihak Polda Metro Jaya.

"Saya nggak terima, polisi membela diri. Orang ini (Poltak Pasaribu dkk) nggak ada senjatanya. Pembelaan diri doang ini polisinya, si pelaku," kata Listi dikutip detikcom lewat telepon, Rabu (1/12/2021).

Listi mengatakan mendapatkan cerita langsung dari Charles, pria yang menyopiri suaminya Poltak Pasaribu saat kejadian, juga dari M Aruan, korban lainnya yang terkena tembakan dan masih dirawat di rumah sakit.

Dari cerita yang diterima Listi, suaminya Poltak Pasaribu dkk saat itu sedang membuntuti seseorang terkait kasus pejabat yang disebut membawa istri orang. Pejabat yang dimaksud ini disebut-sebut merupakan pejabat di DKI Jakarta, namun bukan dari eksekutif.

Saat Poltak Pasaribu dkk membuntuti di jalan menggunakan mobil, polisi yang disebut pihak Polda Metro Jaya sebagai Ipda OS ini menyuruh mereka menepi di pinggir jalan tol. Setelah menepi, tidak disangka-sangka, Ipda OS ini langsung melepas tembakan.

"Agak minggir-lah orang ini di depan. Turunlah satu si pelaku ini. Orang itu nggak tahu itu polisi kan. Langsung ditembak dari belakang. Datang sopir yang depan dikiranya pelurunya ini (ditembakkan-red) ke atas. Setelah itu bapaknya (Poltak Pasaribu) bilang, 'Aduh, saya ditembak, saya kena'. Kelihatan kan di belakang mobil itu bekas pelurunya," papar Listi.

Listi mengatakan Poltak Pasaribu bersama tiga orang lainnya dalam mobil LCGC warna hitam yang ditumpangi tersebut. Mobil disopiri Charles, sementara Poltak Pasaribu dan M Aruan duduk di bagian belakang sopir. Saat ditanya siapa satu orang lagi dalam mobil tersebut, Listi mengaku tidak tahu.

Listi juga menunjukkan sejumlah foto mobil yang ditumpangi Poltak Pasaribu dkk. Foto itu mereka ambil diam-diam saat mobil itu masih terparkir di RS Pelni, Jakarta Barat, Jumat (26/11) malam. Poltak Pasaribu dkk saat itu dibawa ke rumah sakit tersebut tidak lama setelah peristiwa penembakan terjadi. Saat itu, menurut Listi, ada banyak polisi di lokasi.

Dalam foto-foto yang ditunjukkan Listi, memang tampak ada satu lubang bekas tembakan di bagian kiri belakang mobil warna hitam tersebut. Menurut Listi, peluru itulah yang tembus langsung mengenai suaminya.

"Belum sempat orang itu (Poltak Pasaribu dkk) bertanya ini siapa. Tadinya kan (semestinya) komunikasi dululah. Ini langsung ditembak katanya. Turun si pelaku langsung ditembakkan," ujarnya.

"Cuma di TV kenapa dibilang seakan-akan polisi membela diri karena ada perlawanan. Nggak ada," sambungnya.

Listi menambahkan, dirinya sejak awal heran mengapa pihak Polda Metro Jaya lama mengungkap ke publik siapa pelaku penembakan ini. Padahal polisi sejak awal bisa memeriksa CCTV dan sudah mendapat keterangan dari saksi hidup dan saksi korban.

"Aku bingungnya kenapa lama diusut. Dari situ saya memang sudah tanda tanya, itu kan katanya karena nggak ada pengaduan keluarga, kata pihak polisi. Padahal kan setelah polisi datang ke rumah sakit sudah tahu dong TKP di mana, udah diwawancarai sopir, udah dibawa korban dua. Kenapa dilama-lamain," ucapnya.

"Kan bisa saja langsung buka CCTV. Ini kan didiamin. Dari situ kita udah tanda tanya memang," sambungnya lagi.

Listi berharap keadilan ditegakkan. Dia meminta kasus ini diusut tuntas, termasuk motif pelaku sampai tega menembak mati suaminya.

"Harus diusut sampai tuntas apa penyebab dan motifnya pelaku menembak suami saya sampai tewas," ujarnya.