Sabtu,  23 November 2024

Fahri: Senayan Harus Menjadi Silicon Valley Kebebasan Pers

DEDI
Fahri: Senayan Harus Menjadi Silicon Valley Kebebasan Pers

RADAR NONSTOP - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan, masa depan Senayan (Parlemen) itu, tetap harus menjadi silicon valley dari kebebasan pers.

Dirinya menyatakan ini karena tidak melihat adanya dinamika institusi pers yang lebih dari yang ada di Senayan ini.

“Makanya, Senayan itu tempat lahirnya Dewan Pers, tempat lahirnya institusi pers, juga tempat lahirnya inovasi-inovasi dalam pers. Dan saya juga minta di teman-teman itu ada divisi teknologi pers. Tolong ini diperhatikan,” ujar Fahri Hamzah ketika membuka acara Silaturahmi DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen Dalam Rangka Mewujudkan Parlemen Modern di Wisma Griya Sabha DPR RI, Cisarua, Bogor, Jumat (23/11/2018) malam.

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?

Acara sarasehan yang berlangsung selama dua hari (23-25 November 2018) ini, selain dihadiri ratusan wartawan sebagai peserta, juga dihadiri Anggota BURT DPR dari F-PDI Perjuangan Rendy Lamajido, Sekjen DPR Iskandar, Deputi Persidangan DPR Damayanti, Kepala Biro Pemberitaan Parlemen DPR YOI Tahapari serta jajarannya.

Melanjutkan sambutannya, Fahri Hamzah mengaku kalau dirinya adalah orang yang anti media mainstreem, dalam pengertian sekarang ini tengah menghadapi sosial media (sosmed). Sosmed, lanjut dia, jangan dilawan dengan konglomerasi pers, tapi dilawan dengan agar setiap orang itu menjadi insan dari institusi pers yang membangun kekuatan dengan sungguh-sungguh detail dan murah, serta bertanggungjawab dengan komit dengan jurnalistik, dapat teridentifimasi agar ada ketertiban.

“Terima kasih kepada pengurus wartawan Parlemen yang telah melakukan penertibkan anggotanya. Dan ini lah bedanya nanti dan teman-teman akan punya nama. Karena di luar sana, ada teknologi yang membolehkan hoaks dan berita bohong,” ujar politisi dari PKS itu mengingatkan.

Menurut Fahri Hamzah, karena Parlemen Indonesia tidak punya hak untuk manggil Mark Zuckerberg, pemilik facebook, sehingga tidak bisa protes saja. Kemarin yang dia (Mark Zuckerberg) dipanggil Kongres Amerika, nangis-nangis minta maaf karena dirinya mengaku waktu membuat teknologi FB, tidak menyangka kalau teknologi yang dibuatnya, dipakai orang yang menyebarkan kebencian dan berita bohong.

“Dia (Mark Zuckerberg) minta maaf kepada Kongres dan rakyat Amerika. Padahal, kita juga korban dari hoaks dan berita bohong. Tadi saya melihat di televisi, presiden kita masih pidato soal fitnah yang diarahkan kepada dirinya. Malah saking kesalnya pak Jokowi bilang “saya tabok nanti” yang memfitnahnya. Presiden kita jadi korban loch,” papar Fahri Hamzah.

Fahri menilai positif wartawan Parlemen yang mau mengorganisir dan mendisiplinkan diri sebagai sumber yang bertanggungjawab, dan ini sudah dimulai. Makanya Fahri berharap wartawan Parlemen ini menjadi dari champion silicon valley-nya dan tidak saja jurnalis, tetapi juga pengusaha entetnainment journalist yang punya merk dan kredibilitas.

“Mengapa? Karena salah satu pressroom yang ada tempat berdiakusi ada di Parlemen, dan malah agak liberalkan? Dan imajinasi saya, dan tolong nanti pak Sekjen, agar pengurus baru saya minta tolong adalah satu armada dari pengurus intinya itu kita kirim untuk melawat beberapa forum-forum pers, pressroom yang hebat-hebat dan terkenal di dunia. Serius ini,” pungkasnya.