Jumat,  22 November 2024

Corona Di Arab Saudi Masih Ganas, Gimana Nasib Perusahaan Travel Umroh Dan Haji?

NS/RN/NET
Corona Di Arab Saudi Masih Ganas, Gimana Nasib Perusahaan Travel Umroh Dan Haji?
Ilustrasi

RN - Corona masih melanda Arab Saudi. Bahkan, virus mematikan itu sepertinya makin ganas. 

Diduga, meledaknya Corona akibat varian baru Omicron. Jika ini terus terjadi bisa saja Mekkah akan makin lama ditutup dan jamaah umroh tidak bisa berangkat.

Kerajaan Arab Saudi kembali mengumumkan infeksi kasus baru Covid-19 berada di atas angka 700 orang per hari, selama dua hari berturut-turut. Berdasarkan laporan terbaru, Kamis (30/12), selama 24 jam terakhir tercatat ada 752 infeksi.

BERITA TERKAIT :
Karier Legenda Liverpool Suram
Roberto Mancini Terima Pesangon Ratusan Miliar

Sebelumnya, kasus baru Covid-19 di Kerajaan setiap harinya berfluktuasi di sekitar angka 50. Namun, baru-baru ini angkanya meningkat tajam di atas 500-an. Dilansir Saudi Gazette, Jumat (31/12), menurut keterangan Kementerian Kesehatan, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat komplikasi akibat virus tersebut selama 24 jam terakhir.

Penambahan ini menjadikan jumlah total infeksi yang dikonfirmasi di Kerajaan menjadi 555.417 orang, sementara kematian yang disebabkan infeksi virus ini menjadi 8.875 kasus. Di antara kasus aktif yang ada, 49 di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Masih menurut kementerian, total 226 orang dilaporlan pulih selama 24 jam terakhir. Hal ini meningkatkan jumlah total orang yang bebas dari virus mematikan itu menjadi 541.614.

Melihat meningkatnya kasus Covid-19 di kerajaan, otoritas setempat memutuskan untuk kembali melakukan pengetatan protokol kesehatan dan pencegahan penularan virus tersebut. Sebuah sumber di Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, kerajaan akan memperkuat pemakaian masker di tempat-tempat umum, termasuk acara-acara di luar ruangan.

Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci juga mengumumkan penggunaan masker dan menjaga jarak fisik wajib dipatuhi jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Aturan tersebut mulai berlaku pukul 7:00, Kamis (30/12) kemarin.

Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan mengatakan mereka memutuskan untuk menerapkan kembali langkah-langkah jarak fisik di antara jamaah tidak hanya saat shalat, tapi juga saat melakukan tawaf (berputar di sekitar Ka'bah). 

Ibadah Tertunda

Kementerian Agama memutuskan untuk menunda pemberangkatan jemaah umrah Indonesia sampai 2022. Keputusan ini diambil menyusul keluarnya imbauan agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri di tengah risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron.

"Kami tentu mengutamakan aspek perlindungan jemaah di tengah pandemi Covid-19, terlebih setelah adanya varian baru Omicron. Untuk itu, keberangkatan jemaah umrah kembali ditunda hingga awal 2022. Kami berharap kondisi segera membaik," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief melalui siaran pers, Sabtu (18/12/2021).

Hilman mengatakan keputusan ini telah memperoleh dukungan dari asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), meski terdapat beberapa penyelenggara yang kecewa karena pemberangkatan jemaah umrah telah lama tertunda. Namun, Hilman memastikan semua pemangku kepentingan memahami kondisi pandemi yang belum usai, bahkan muncul varian baru.

"Ada harapan agar tetap ada pemberangkatan, meski jumlahnya diperkecil. Namun secara umum asosiasi PPIU memahami dan menaati imbauan untuk tidak ke luar negeri," tambahnya.

Sebagai regulator dan pengawas penyelenggaraan ibadah umrah, lanjut Hilman, Kemenag terus melakukan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait untuk terus mengupayakan terselenggaranya ibadah umrah yang sehat dan aman. 

Dia mengatakan penyelenggaraan umrah pada masa pandemi menjadi barometer penyelenggaraan ibadah haji 1443 hijriah atau 2022.

"Penundaan ini tentu keputusan yang pahit. Tapi ini dilakukan demi kebaikan bersama. Kami harap semua bisa memahami dan semoga ada hikmah dari keputusan ini," kata dia.

Travel Umroh Ambruk 

Maraknya Corona membuat ratusan bahkan ribuan perusahaan travel perjalanan haji dan umroh ambruk. Selama pandemi melanda sudah 60 persen perusahaan yang gulung tikar.

Himpunan Penyelenggara Umroh dan Haji (Himpuh) mencatat, 60 persen perusahaan travel haji dan umrah yang kolaps lantaran tidak adanya pemasukan. 

Saat ini perusahaan yang masih bertahan mengandalkan bisnis sampingan lainnya sebagai sumber pemasukan. Sementara untuk bisnis perjalanan umrah maupun haji, dipastikan tak bisa lagi diandalkan.

Diperkirakan kebangkitan travel haji dan umrah akan membutuhkan waktu hingga dua tahun kedepan dengan pelaku industri yang berkurang. Ini bergantung juga pada kondisi pasar, seperti daya beli masyarakat dan kepastian keamanan.