RN - Musim haji tahun ini akan dilanda panas terik. Jemaah haji Indonesia diminta waspada.
Kondisi cuaca di Madinah berdasarkan situs resmi National Center for Meteorology (NCM) Arab Saudi, Jumat (2/5/2025), kalau cuaca akan panas terik.
Suhu di Madinah diprediksi akan mencapai 41 derajat celcius pada siang hingga sore hari. Sementara suhu pada malam hari diprediksi sekitar 20 derajat celcius.
BERITA TERKAIT :212.733 Jamaah Haji Sudah Siap Berangkat, Jangan Bawa Panci Dan Penggorengan
Berikut prediksi cuaca di Madinah selama 7 hari ke depan:
Jumat, 2 Mei 2025: Siang 41 derajat celcius. Malam 20 derajat celcius
Sabtu, 3 Mei 2025: Siang 38 derajat celcius. Malam: 19 derajat celcius
Minggu, 4 Mei 2025: Siang 35 derajat celcius. Malam 15 derajat celcius
Senin, 5 Mei 2025: Siang 33 derajat celcius. Malam 15 derajat celcius
Selasa, 6 Mei 2025: Siang 36 derajat celcius. Malam 16 derajat celcius
Rabu, 7 Mei 2025: Siang 39 derajat celcius. Malam 20 derajat celcius
Kamis, 8 Mei 2025: Siang 40 derajat celcius. Malam 26 derajat celcius.
Sebagai informasi, haji tahun 2025 bakal menjadi masa haji terakhir yang digelar saat musim panas di Arab Saudi setidaknya untuk 16 tahun mendatang. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan tips kepada para calon jemaah haji Indonesia agar tetap sehat saat musim panas di Saudi.
Tips tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo. Pertama, jemaah haji Indonesia harus menjaga kondisi cairan tubuh.
Jemaah dan petugas haji diimbau meminum air putih 2 liter sehari. Dia juga meminta jemaah meminum oralit setidaknya sehari sekali untuk menjaga cairan tubuh tetap stabil.
"Upayakan setiap hari minum oralit. Selesai umrah wajib, minum oralit supaya cairan di tubuh tetap stabil," ujar Liliek.
Dia mengatakan selama ini jemaah sedikit minum air putih karena jarak toilet yang jauh di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Liliek memberi tips agar jemaah minum seteguk setiap 10 sampai 15 menit, bukan langsung banyak sekali minum.
Liliek mengatakan Kemenkes juga menyiapkan tas kecil berisi masker, sejumlah obat hingga penyemprot air kecil untuk setiap jemaah haji. Dia mengimbau jemaah membawa payung, topi, sandal hingga tas atau kantung penyimpan sandal.
Liliek mengatakan selama ini banyak jemaah Indonesia yang terbiasa meninggalkan sandal di depan Masjidil Haram atau Masjid Nabawi hingga berujung sandalnya hilang. Dia mengatakan kantung atau tas dapat digunakan menyimpan sandal agar tak hilang.
Kehilangan sandal sering membuat jemaah memaksakan diri berjalan tanpa alas kaki saat kembali ke hotel. Akibatnya, telapak kaki jemaah tersebut melepuh atau terluka akibat panas.