RN - Ramadan sejatinya adalah momen beribadah untuk mengumpulkan pahala dan berkah dari Allah SWT. Namun di samping itu, Ramadan selalu memiliki pesonanya tersendiri hingga membuatnya selalu di tunggu-tunggu setiap tahun.
Di Indonesia misalnya, setiap daerah ternyata memiliki cara yang berbeda untuk merayakan Ramadan.
Lantas, bagaimanakah kebiasaan masyarakat di berbagai kota dalam merayakan Ramadan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini, seperti dikutip dari siaran pers SnackVideo:
BERITA TERKAIT :Tarawih 23 Rakaat Cuma Tujuh Menit, Gaet Anak Muda Untuk Masuk Masjid
Ragam Unik Tradisi Idul Adha di Indonesia, Ada Jemur Kasur
1. Masyarakat Cianjur sambut Ramadan dengan Papajar, tradisi makan bersama sambil silaturahmi
Tahukah Anda bahwa ada budaya turun-temurun yang masih tetap dijaga dan dilestarikan hingga kini, tepatnya dari masyarakat Cianjur, Jawa Barat? Budaya turun-temurun ini digelar setiap menjelang datangnya bulan Ramadan, yakni dengan mengadakan tradisi Papajar yang konon katanya sudah ada sejak abad ke-16 silam.
Secara sederhana, Papajar merupakan sambutan datangnya bulan suci Ramadan. Umumnya, Papajar diisi dengan makan-makan sebelum puasa yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Selama bertahun-tahun, kegiatan ini menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan demi menjaga silaturahmi sekaligus melestarikan budaya.
2. Warga Kampung Arab di Manado sajikan kue popaco sebagai takjil khusus selama Ramadan
Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman kuliner di setiap daerahnya. Selain itu, keberagaman kuliner ini menjadi lebih bermakna apabila hanya bisa ditemukan di waktu-waktu tertentu saja. Contohnya adalah kue popaco, takjil khas Kampung Arab, Manado, Sulawesi Selatan.
Kue popaco merupakan kue yang kerap kali dijadikan takjil untuk berbuka puasa, bahkan telah menjadi resep turun temurun khas masyarakat setempat. Kue ini terbuat dari campuran santan kelapa, gula merah dan tepung beras yang dikukus, dan ditempatkan ke dalam wadah unik berbentuk kerucut yang terbuat dari daun pisang.
3. Remaja di Lampung Selatan bermain dan berkreasi membuat meriam dari kaleng untuk ngabuburit
Menghabiskan waktu luang di bulan Ramadan, atau yang biasa dikenal dengan istilah ngabuburit bisa dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh para remaja di Desa Pematang Pasir, Lampung Selatan. Mereka mengisi waktu luang di bulan Ramadan dengan ngabuburit dan bermain meriam kaleng yang mampu meramaikan Ramadan berkat suaranya yang nyaring. Namun tak perlu khawatir, sebab meriam kaleng tidak berbahaya asalkan dimainkan dengan hati-hati. Sesuai namanya, meriam kaleng ini terbuat dari tumpukan kaleng bekas yang telah dilubangi menggunakan paku. Kemudian, ditutup dengan pipa atau botol bekas.
4. Warga Banyumas mematikan lampu saat zikir dan doa usai tarawih di Masjid Saka Tunggal
Selanjutnya, warga Banyumas, Jawa Tengah juga memiliki keunikan tradisi dan budaya yang hanya ada di bulan Ramadan. Tepatnya tradisi yang dijaga di Masjid Saka Tunggal, salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1288 silam.
Di masjid ini, setiap tahunnya selalu dilaksanakan salat tarawih selama bulan Ramadan. Berbeda dari yang lain, tarawih di masjid ini tetap menerapkan budaya leluhurnya, yaitu mematikan lampu selama lima menit saat zikir usai ibadah salat tarawih. Hal ini dilakukan untuk memastikan para jamaah agar bisa berdoa dengan lebih khusyuk. Konon, kebiasaan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih dijaga hingga kini.
5. Masjid Agung Al-Fatah di Magetan menggelar salat tarawih terlama, selama 8 jam
Keunikan perayaan Ramadan juga bisa ditemui di masyarakat sekitar Pondok Pesantren Masjid Agung Al-Fatah, Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur. Sebab, hampir setiap masjid di sekitar wilayah menjadi tempat yang menggelar salat tarawih terlama, yakni selama 8 jam. Sebenarnya, salat tarawih di sini tetap dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang sama, yaitu 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat salat witir. Uniknya, bacaan yang dilafalkan selama sallat adalah bacaan 30 juz Alquran. Dengan begitu, salat tarawih ini dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dan berakhir pada pukul 03.00 WIB keesokan paginya.