Jumat,  22 November 2024

Cetak Rekor, 170 Ribu Kendaraan Warga Jabodetabek Sudah Balik 

NS/RN
Cetak Rekor, 170 Ribu Kendaraan Warga Jabodetabek Sudah Balik 
Layar pantau arus mudik dan arus balik di jalan tol.

RN - Kendaraan mudik sudah balik lagi. Bahkan, jumlah kendaraan milik warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) cetak sejarah.

Pada Sabtu (8/5) atau H+4 lebaran kemarin merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah kendaraan yang mengikuti arus balik ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, volume lalu lintas kembali ke Jabotabek dari arah Timur seperti Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon dan Bandung mencapai 170.078 kendaraan. Angka ini naik 159 persen dari normal 2021.

BERITA TERKAIT :
Macet DKI Makin Parah, Begini Cara Ngeles Pj Gubernur Heru
Tri Dinilai Mampu Urai Kemacetan Di Kota Bekasi, Ini Analisa Pengamat Dan Pendiri FDTJ

Bahkan jumlah volume kendaraan ini mengalahkan rekor tertinggi sebelum pandemi, yang terjadi pada Lebaran 2019 sebesar 166.444 kendaraan atau naik 2,2 persen.

"Rekor arus balik tertinggi di sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia kembali terjadi pada hari Sabtu, 7 Mei 2022, atau H+4 arus balik Lebaran 2022 ini," ujar Dwimawan dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).

Dwimawan menjelaskan, lalu lintas (lalin) mudik dari arah Timur merupakan lalin kumulatif arus balik di Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui dua gerbang tol, yaitu GT Cikampek Utama untuk pemudik dari arah Jalan Tol Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama untuk pemudik dari arah Jalan Tol Cipularang.

Rincian kenaikannya di GT Cikampek Utama, sejumlah 124.761 kendaraan atau naik sebesar 272 persen dari normal 2021 sebesar 33.535 kendaraan. Lalu, di GT Kalihurip Utama, terjadi kenaikan dengan jumlah 45.317 kendaraan, naik sebesar 41 persen dari normal 2021 sebesar 31.968 kendaraan.

Heru menambahkan hari ini H+5, Minggu, 8 Mei 2022, masih akan terjadi kenaikan lagi. Memang, Jasa Marga sudah memprediksi sejak awal, bahwa puncak arus balik akan terjadi pada hari ini.

“Pada tahun 2019 untuk mengurai lalin sebesar ini dibutuhkan waktu hingga 24 jam untuk menguras kepadatan luar biasa yang terjadi di berbagai segmen Jalan Tol Jakarta-Cikampek," jelasnya.

“Tahun ini dengan perencanaan yang lebih matang, dan koordinasi yang jauh lebih intensif, relatif tidak terjadi kepadatan yang berarti di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,” tambahnya menjelaskan.

Jalan Layang MBZ sepanjang 38 km yang saat ini digunakan, juga mendukung kelancaran perjalanan tahun ini. Pada tahun 2019 Jalan Layang MBZ masih dibangun.

Saat ini dengan adanya Jalan Layang MBZ menambah kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebesar 4 lajur untuk kedua arahnya. Hal ini menambah kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, dari 6 lajur dua arah, menjadi 10 lajur.

Selain itu, terdapat dua kunci manajemen arus lalu lintas mudik tahun ini. Pertama adalah penggunaan teknologi terkini dalam bidang road transportation. Cara ini dipakai sebagai sistem untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan puncak di Kepolisian dan Jasa Marga dalam memutuskan penanganan volume lalu lintas yang jumlahnya luar biasa.

Lalu, yang kedua adalah koordinasi lintas sektoral yang sangat intensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara komprehensif.

“Tiga bulan sebelum arus mudik, bahkan sebelum adanya keputusan pelonggaran perjalanan antar kota, kami bersama-sama dengan pemangku kepentingan sudah membahas intensif perencanaan arus mudik, dengan berbagai skenario, untuk mengantisipasi apapun kebijakan Pemerintah Pusat soal mudik”, pungkasnya.