RN - Naiknya utang Indonesia lambat laun dapat membuat APBN cekak dan dikhawatirkan gagal bayar.
"Waspadai potensi gagal bayar utang,"ucap Anggota DPR-RI Komisi XI fraksi Gerindra Kamrussamad, Selasa (10/05/2022).
Kamrussamad menyarankan, peningkatan utang Indonesia hingga tembus Rp 7.052 triliun harus disertai pengelolaan yang transparan, akuntabel, poduktif dan pro dengan rakyat.
BERITA TERKAIT :Pajak Hollywings Harus Diperiksa, Kamrussamad: Kalau Benar tidak sesuai Jelas Rugikan Pendapatan Negara
Fraksi Gerindra: Tetapkan Sebagai Pandemi dan Refocusing Anggaran!
"Penggunaan hutang itu harus diarahkan ke sektor-sektor produktif yang berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,"imbuhnya.
Selain itu ujar pria yang akrab disapa Bang KS ini, utang harus mendukung peningkatan kinerja ekspor. Sehingga dapat menghasilkan devisa berkelanjutan.
"Ini sangat penting, untuk mengukur Debt to Service Ratio. Sehingga idealnya, kenaikan utang diiringi dengan peningkatan kinerja ekspor," tandasnya.
Sekedar diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang RI tembus Rp7.052 triliun dengan rasio 40,39 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per Maret 2022. Mengutip buku APBN KITA, Senin (9/5), utang RI naik 9,45 persen dari posisi Maret 2021 lalu yang hanya Rp6.445 triliun