RN - Deportasi Ustaz Abdul Somad (UAS) memang tidak jelas. UAS merespons pemerintah Singapura yang melarang dirinya masuk ke negara tersebut.
UAS menyerukan agar pengikutnya tak perlu belanja ke Singapura. UAS menjelaskan pada awalnya ia berniat mengunjungi Singapura untuk membantu pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun dia justru dideportasi pihak Imigrasi Singapura.
"UAS ke Singapura ingin berlibur. Akan kunjungi berbagai tempat objek wisata, akan makan, menginap, belanja, mengeluarkan dana untuk kebaikan ekonomi Singapura. Tapi Singapura ternyata tolak UAS," tulis UAS dalam unggahan di akun Instagram, Kamis (19/5).
BERITA TERKAIT :Film "Dua Surga Dalam Cintaku" Tayang 21 Maret
Sahur On The Road Haram, ABG DKI: Gak Bisa Lagi Kita Alasan Buat Begadang
Profesor tamu di Universitas Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam ini lantas menyerukan agar masyarakat tak perlu menggunakan uangnya untuk berbelanja ke Singapura. Ia menyarankan agar uang tersebut diwakafkan untuk pembangunan pesantren.
"Hari ini kita barangkali tidak perlu gunakan uang kita untuk belanja ke Singapura, dananya bisa dialihkan untuk berwakaf bersama UAS," ujarnya.
Sebelumnya, UAS ditolak masuk ke Singapura oleh otoritas setempat. Kementerian Dalam Negeri Singapura menyebutkan sejumlah alasan menolak kedatangan UAS di negara tersebut.
Salah satu poinnya yaitu UAS dianggap menyebarkan ajaran ekstremisme dan segregasi. Singapura juga menyampaikan kritik terhadap pernyataan UAS yang pernah melontarkan komentar merendahkan agama lain seperti Kristen. UAS disebut pernah menyebut salib sebagai tempat tinggal roh kafir.
"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengkritik keras pemerintah Singapura yang menganggap UAS pro ekstremisme sehingga dilarang masuk ke negara tersebut.
"Enggak [pro ekstremisme] lah. Berlebihan Singapura itu. Sangat berlebihan. Apalagi dia menyebut ekstremis, jadi enggak benar itu. Saya tahu Singapura kan pro Yahudi, pro Israel. Israel enggak suka dengan seluruh perlawanan yang melawannya," kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim.
Di sisi lain, Sudarnoto mempertanyakan apakah Singapura berani menganggap Israel sebagai teroris. Sebab menurutnya, Israel kerap melanggar hak asasi manusia dan menyingkirkan hak hidup orang Palestina. Pelanggaran itu masih terus dibiarkan sampai saat ini.
Atas penolakan Singapura terhadap UAS, MUI menyebut hal itu dapat mengganggu hubungan antar-negara tetangga.
"Itu sangat ganggu perasaan umat Islam di Indonesia. Sangat ganggu hubungan bertetangga," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno meminta agar tidak berprasangka terlebih dahulu dan memastikan informasi yang benar secara menyeluruh.
Ini disebabkan, UAS merupakan ulama yang sangat dihormati, serta turut menjadi penggerak ekonomi kreatif yang juga kerap membantu mempromosikan destinasi wisata berbasis wisata religi.
"UAS ini kan ulama yang juga menjadi penggerak ekonomi kreatif, dan ikut membantu kami mempromosikan beberapa destinasi wisata berbasis wisata religi. Beliaulah ulama yang kami muliakan juga dan kami sangat hormati. Oleh karena itu, mari untuk tidak berprasangka dulu, kita dapatkan informasi secara menyeluruh,” katanya.