Jumat,  29 March 2024

Spanduk Ucapan Terima Kasih Untuk M Taufik Mejeng Di DPRD DKI 

NS/RN
Spanduk Ucapan Terima Kasih Untuk M Taufik Mejeng Di DPRD DKI 
Spanduk M Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta.

RN - Spanduk ucapan terima kasih kepada M Taufik mejeng di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakpus. Spanduk berwarna biru itu menjadi pusat perhatian warga yang melintas. 

"Taufik ini politisi yang peduli dengan rakyat," ungkap seorang aktivis Jakarta yang namanya enggan disebutkan saat melintas, Senin (13/6).

Sanur warga Kemayoran, Jakpus mengaku, M Taufik adalah politisi yang tidak alergi dengan orang miskin. "Saya yang miskin dan kumuh gini aja pernah diterima saat audensi ke ruangan Taufik," ungkap bapak dua anak itu. 

BERITA TERKAIT :
Diguyur Duit THR, DPRD DKI Banjir Duit, Gak Bahaya Ta?
PKS Belum Tentu Jadi Ketua DPRD DKI, MD3 Lagi Digarap Golkar Untuk Direvisi

Begitu juga dengan Saiful. Karyawan swasta di kawasan Kebon Sirih ini mengaku, dirinya pernah melihat M Taufik naik ke bus saat Gedung DPRD didemo. 

"Itu Gerindra aneh banget ya, kok bisa sih memusuhi tokoh yang peduli dengan rakyat," ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui siapa yang memasang spanduk tersebut. Tapi, beberapa petugas Sapol PP mengaku, kalau pemasangan spanduk dilakukan oleh warga yang peduli.

Diketahui, Taufik mulai disingkirkan pasca dia mendoakan Anies Baswedan menjadi Presiden.

Pemecatan M Taufik memang terkesan mengada-ada. Sebab, politisi senior itu dinilai tidak loyal dengan Gerindra dan Prabowo-Sandi kalah Pilpres di Jakarta. 

Padahal, Taufik habis-habisan membesarkan Gerindra di Jakarta dari awal partai berdiri hingga kini menjadi terbesar kedua di ibukota. 

Terkait pilpres, Prabowo ternyata kalah di 21 provinsi. Tapi yang kena imbas hanya Taufik. Kabar beredar, ada kelompok kurcaci yang sengaja melakukan balck campign kepada Taufik. 

Kurcaci alias brutus itu berambisi merebut kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang diduduki Taufik.

Taufik juga mempertanyakan alasan pemecatan dirinya dari Partai Gerindra. Ia menilai alasan yang disampaikan oleh Mahkamah Kehormatan Partai terkesan mengada-ada. 

Salah satu alasan Taufik dipecat lantaran dinilai gagal memenangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di DKI Jakarta dalam Pemilihan Presiden 2019 kemarin. 

Saat pilpres 2019 berlangsung, Taufik masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta.  Namun Taufik menilai alasan itu tak masuk akal lantaran Pilpres 2019 berskala nasional dan Prabowo tak hanya kalah di DKI Jakarta. 

"Saya minta maaf kalau apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kawan itu (gagal memenangkan Prabowo). Masa karena Pilpres kalah, cuma saya doang (yang dipecat)?," ujarnya.

Prabowo yang saat Pilpres 2019 berpasangan dengan Sandiaga Uno hanya menang di 13 provinsi, yakni Bengkulu, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Banten, Aceh, NTB, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Riau.

Sementara itu, lawannya yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di 21 provinsi yakni Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku dan Papua. 

"Mesti rasional dong. Masa karena Pilpres kalah, terus cuma saya doang (yang dipecat)," sambung Taufik yang juga Ketum KAHMI Jaya ini.