Senin,  25 November 2024

Indikasi PLN Hanya Event Organizer Kelistrikan 

Tori
Indikasi PLN Hanya Event Organizer Kelistrikan 
Ilustrasi/NNet

MEMANG dari data Ditjen Gatrik ESDM per April 2021 daya terpasang pembangkit PLN Jawa - Bali masih unggul yaitu sebesar 41.596 MW. Sementara pembangkit IPP swasta hanya sebesar 20.556 MW. 

Namun bisnis pembangkit tidak bisa hanya di ukur  pada parameter daya terpasang saja. Tetapi juga tergantung pada berapa jam per hari pembangkit itu beroperasi? Makin tinggi jam operasi makin banyak menghasilkan 'cuan'. Kecuali pembangkit swasta IPP yang kerja tidak kerja stroom-nya sudah dibeli PLN sebesar 70 persen dari assumsi pembangkit tersebut beroperasi seharian, ini yang disebut TOP (Take Or Pay) Clause. 

Dari seminar PP IP dan SP PJB 20 Juli 2021 diperoleh data bahwa saat itu operasional pembangkit Jawa-Bali mayoritas (90 persen) dikuasai swasta, dan hanya sekitar 3.000 MW (10 persen) adalah pembangkit PLN. Artinya selama ini sebesar ( 41.596 - 3.000) 38.596 MW pembangkit PLN di Jawa - Bali mengalami RSH (Reserve Shut Down) alias mangkrak!

BERITA TERKAIT :
Sutet Ditolak Warga Tanjung Priok, PLN Asal Bangun Sebelum Sosialisasi
Standarisasi Perangkat Listrik Sangat Penting Mencegah Kebakaran Akibat Korsleting

Data-data yang penulis sampaikan adalah pembangkit Jawa-Bali, mengingat kawasan ini yang disasar oleh para 'Oligarki Peng Peng' seperti Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick Tohir beserta Aseng/Asing serta Taipan 9 Naga. Di sini Aseng/Asing bermain di Pembangkit, sedang Taipan 9 Naga dan Dahlan Iskan bermain di Ritail! Selanjutnya nanti kalau Transmisi PLN sudah dibikin subholding, maka PLN P2B (Pusat Pengatur Beban) akan lepas dari PLN dan menjadi Unit Independen Pengatur System dan Pengatur Pasar, maka selanjutnya Jawa-Bali akan terjadi MBMS (Multy Buyer and Multy Seller) System, tidak ada subsidi lagi di seluruh golongan tarif. 

Dan sesuai pengalaman Kamerun 1999 (dari Sidang MK 2003) tarip listrik akan melonjak rata-rata sampai 7x lipat! Maka untuk 'pemanasan' sekarang dimulai dari 3.500 VA ke atas! 

Begitulah salah satu strategi Kartel Listrik Swasta  yang dimotori "Oligarki Peng Peng" di atas mengumpulkan pundi-pundi untuk pasang Capres 2024 sebagai kuda 'tunggangan' masa depan (sekali lagi ini baru yang di PLN, belum sektor lain)!

Indikasi PLN Hanya Sebagai EO

Biasanya kalau ada musibah 'lelayu', YPK (Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan) yang memegang satu lembar saham ESHOP (Employ Share Ownership Program) PT. PLN (Persero), menyumbang Rp2 juta sebagai sumbangan duka cita untuk pensiunan yang mendapat musibah. 

Namun beberapa bulan yang lalu YPK mengumumkan bahwa sumbangan duka tersebut hanya akan diberikan Rp1 juta. Dengan alasan pendapatan YPK menurun! Dan ini bisa dipastikan karena perubahan posisi PLN yang saat ini hanya sebagai EO (Event Organizer) atau kacungnya Kartel Liswas Pimpinan Luhut BP, JK, Dahlan Iskan dan Erick Tohir!
Innalillahi wa Inna ilaihi roojiuunn !!


Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST