Sabtu,  20 April 2024

Gak Bisa Minum Pertalite, Siap-Siap Harga Mobil 2.000 cc Bakal Remuk

RN/NS
Gak Bisa Minum Pertalite, Siap-Siap Harga Mobil 2.000 cc Bakal Remuk
Mobil bekas

RN - Pelarangan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar Subsidi untuk mobil mewah berdampak ke harga jual.

Berdasarkan spesifikasi Cubicle Centimeter (cc) kalau mobil yang tidak bisa minum Pertalite adalah di atas 2.000. Beberapa pedagang mobil bekas mengaku, kalau harga mobil bakal remuk.

"Pastinya najlok mas. Saat ini saja sudah turun," tegas Somir, pedagang mobil bekas di Jakarta Barat, Kamis (7/7).

BERITA TERKAIT :
Harga Beras Makin Gak Jelas, Emak-Emak Teriak Lagi, Mendag Zulhas Berkelit Lagi Aja?
Derita Pedagang Beras: Omzet Turun Dikomplain Lagi

Penurunan harga kata dia bisa bekisar 20-40 juta. "Untuk 2.000 cc anjlok, turun harganya," ucapnya.

Saat ini PT Pertamina (Persero) dengan mendorong pendaftaran pembelian BBM Pertalite dan Solar subdidi tersebut melalui webesite MyPertamina untuk 11 wilayah per 1 Juli 2022 kemarin.

Tujuan pendaftaran pembelian Pertalite dan Solar Subsidi tersebut supaya konsumsi jenis BBM itu lebih tepat sasaran. Makanya saat ini pemeirntah dan Pertamina sedang membahas mengenai larangan atau pembatasan pembelian kepada mobil mewah dan motor mewah dengan CC di atas itu.

Lalu apakah mobil yang dipakai oleh sejuta umat warga Indonesia seperti Avanza dan Xpander ikut kena pelarangan? Seperti yang diketahui, bahwa mobil Toyota Avanza memiliki kapasitas mesin 1.300 dan 1.500 cc. Sementara itu mesin Mitsubishi Xpander ditenagai dua pilihan mesin Bensin berkapasitas 1499 cc.

Itu artinya, jika aturan pemerintah berlaku, maka kendaraan tersebut lolos dari larangan pembelian Pertalite dan Solar Subsidi.

Merek Toyota, ada beberapa mobil bensin dengan kapasitas mesin di atas 2.000 cc, antaranya Alphrad, Vellfire, Fortuner 2.7, Camry, dan mobil sport Supra.

Berikutnya Hyundai Santa Fe 2.5, Mercedes-Benz, GLE 450 4MATIC AMG Line, GLE 450 4MATIC Coupé AMG Line, GLS 450 4MATIC AMG Line, Mercedes-Maybach GLS 600 4MATIC, S 450 4MATIC, dan Mercedes-Maybach S 580 4MATIC+.

Selanjutnya BMW, antaranya 740Li Opulence, 840i Gran Coupé M Technic, 840i Coupé M Technic, X5 xDrive40i xLine, M3, M4, M5, hingga M8. Namun begitu, sejumlah model premium lain dan mobil kategori lawas terpantau banyak yang menggunakan mesin bensin dengan kapasitas di atas 2.000 cc seperti halnya Mitsubishi Pajero Sport.

Pajero Sport sebelumnya sempat dijual dengan mesin V6 3.000 cc, namun sejak 2016 atau saat all new meluncur, varian ini dihilangkan.

Per 1 Agustus direncanakan bakal diterapkan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar. Selain mobil tertentu, Pemerintah juga akan membatasi motor-motor untuk mengonsumsi Pertalite.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kemungkinan pembatasan BBM Pertalite dan Solar subsidi ini diterapkan per 1 Agustus 2022, setelah peraturannya dikeluarkan Pemerintah.

"Pemerintah akan melakukan revisi dari Perpres No. 191 Tahun 2014 mengenai kriteria kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi," kata Nicke saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, kemarin.

Dalam pemaparan yang disampaikan Nicke, ada bocoran ketentuan kendaraan yang berhak mendapatkan Pertalite. Motor-motor 250 cc ke atas dilarang membeli Pertalite.

"Berdasarkan hasil Rakortas yang dipimpin Menko Ekon, bahwa pembatasan pengguna JBKP (Jenis BBM Khusus Penugasan) Pertalite ditetapkan khusus untuk roda 4 pelat hitam 1.500 cc ke bawah dan roda 2 250 cc ke bawah," tulis pemaparan Nicke yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat tersebut.

Jadi, motor-motor dengan mesin 250 cc ke bawah tetap bisa mengisi Pertalite. Sementara motor 250 cc ke atas dilarang beli Pertalite. Apalagi motor 250 cc ke atas rata-rata memiliki rasio kompresi mesin yang tinggi sehingga tidak cocok jika menggunakan BBM jenis Pertalite.

Namun, menurut Nicke, jenis kendaraan yang berhak mendapatkan Pertalite masih digodog oleh pemerintah. Jenis sepeda motor 250 cc ke bawah itu baru sebatas usulan.

Sementara itu, untuk membeli Pertalite, nanti pemilik kendaraan harus mendaftarkan kendaraannya di situs MyPertamina. Sementara untuk transaksinya bisa dilakukan secara tunai atau non-tunai dengan menunjukkan QR Code yang didapat setelah mendaftar. QR Code bisa dicetak/print-out atau ditunjukkan secara digital. Jadi nggak harus pakai HP canggih untuk beli Pertalite.

Sementara itu, pembatasan Pertalite ini diprediksi akan menurunkan volume Pertalite sebesar 1,78 juta kiloliter menjadi 26,71 juta kiloliter. Namun, mengingat kuota yang ditetapkan hanya sebesar 23,05 juta kiloliter, masih terdapat potensi over kuota sebesar 3,67 juta KL (potensi kerugian karena kompensasi yang tidak diganti sebesar Rp 20,65 triliun).