RN - Konsep metaverse kini semakin meluas, mengadopsi berbagai industri dan lembaga dan kini merambah dunia pendidikan.
Pelopornya adalah Hong Kong University of Science and Technology (HKUST) yang baru saja mengumumkan peluncuran kampus virtual reality (VR) pertama kali masuk ke dunia metaverse.
Melalui konsep kampus bernama MetaHKUST, para mahasiswa mahasiswa tidak perlu datang ke kampus untuk menimba ilmu. Tentunya, terobosan ini akan semakin mempermudah mahasiswa yang tinggal jauh dari lokasi kampus.
BERITA TERKAIT :Manasik Haji dan Umrah di Metaverse RansVerse, Gimana Rasanya?
Melansir Nextren, kampus metaverse ini, HKUST akan menggabungkan proses belajar mengajar di dua kampusnya di Hongkong dan Guangzhou, China, pada 1 September mendatang.
Proses kuliahnya pun berlangsung secara metaverse dan dunia nyata.
“Banyak mahasiswa mungkin berada di luar negeri dan tidak dapat menghadiri (pembukaan tahun ajaran baru), jadi kami akan menyelenggarakannya di metaverse,” kata Chair Professor of Computational Media & Arts, HKUST Guangzhou Campus, Pan Hui dikutip The Crypto Times, Minggu (7/8/2022).
Peluncuran kelas metaverse HKUST ini menjadi batu loncatan untuk membangun MetaHKUST, yang bertujuan menggabungkan dua kampus untuk lingkungan belajar bersama tanpa batasan.
“Mahasiswa Guangzhou dapat duduk di ruang kuliah dan melihat teman sekelas mereka, tetapi ketika mereka memakai kacamata, mereka dapat melihat teman-teman dari Hong Kong duduk di sebelah mereka,” kata Hui.
Dalam tahap awal pengembangan MetaHKUST, infrastruktur fisik seperti ruang kelas Extended Reality (XR), sensor, kamera, dan alat visualisasi akan dipasang.
Adapun anggota universitas akan diundang dalam pemindaian kampus secara fisik secara crowdsource, untuk membantu menyediakan gambar yang diperlukan dalam membangun gedung.
Setelah ekosistem metaverse terbentuk, maka anggota universitas dapat membuat konten seperti avatar mereka sendiri, NFT, token, atau karya seni virtual untuk dunia virtual.
Beberapa di antaranya juga dapat dipakai di kampus fisik dengan teknologi Augmented Reality (AR).
Selain itu, pertukaran informasi dan prosedur administrasi diharapkan lebih nyaman, sehingga ijazah atau transkrip nilai mahasiswa berbentuk blockchain yang aman dapat diberikan berbentuk NFT (Non-Fungible Token).