Jumat,  22 November 2024

Tarif 3 Moda Terintegrasi Mulai Berlaku di Jakarta, Bodetabek Kapan Nyusul?

Tori
Tarif 3 Moda Terintegrasi Mulai Berlaku di Jakarta,  Bodetabek Kapan Nyusul?

RN - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerbitkan aturan tarif integrasi antarmoda transportasi dengan tarif maksimal keliling Jakarta.

Berbagai moda transportasi seperti Light Rapid Transit (LRT), Transjakarta, hingga Mass Rapid Transit (MRT) hanya dengan tarif maksimal Rp10.000 sekali jalan. Kebijakan ini adalah terobosan penting untuk semakin mengokohkan predikat Jakarta sebagai salah satu kota di dunia dengan sistem transportasi publik terbaik.

Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris berpendapat, salah satu persoalan pelik yang mencekik kemajuan Kota Jakarta selama puluhan tahun yaitu sistem transportasi publik yang belum terintegrasi, terpadu, aman, nyaman, dan efisien (terjangkau), kini mulai terurai dengan pasti. 

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?

Selama lima tahun terakhir, telah terjadi transformasi besar-besaran dalam sistem transportasi publik di Jakarta yang membuatnya sejajar dengan transportasi publik kota-kota maju di dunia.

Kebijakan ini menurut dia, semakin menguatkan predikat Jakarta sebagai salah satu kota dengan sistem transportasi publik terbaik dan melengkapi syarat-syarat sebuah transportasi publik modern. 

Sebelumnya Jakarta berhasil menghadirkan transportasi publik yang selamat, aman, nyaman, terpadu, kini pilar penting lainnya yaitu tarif yang semakin efisien atau terjangkau juga dihadirkan. 

"Terintegrasinya tarif tiga moda transportasi maksimal Rp10 ribu ini akan menjadi daya dorong migrasinya warga Jakarta dan sekitarnya dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” ujar Fahira dalam keterangannya, hari ini. 

Transformasi lainnya yang juga sangat penting terjadi di Jakarta adalah pengembangan transportasi perkotaan ramah lingkungan yang sudah menjadi standar transportasi publik modern.

Fahira mengatakan, tantangan ke depan adalah bagaimana transformasi sistem transportasi publik yang sudah berhasil di Jakarta juga mulai dilakukan kota-kota penyangganya atau Bodetabek. Ini dinilainya penting karena Jabodetabek adalah satu kesatuan terutama dalam mobilitas dan aktivitas ekonomi. 

"Transformasi sistem transportasi di Jakarta tidak akan maksimal, misalnya untuk mengurai kemacetan, selama sistem transportasi di daerah penyangganya belum terintegrasi, terpadu, aman, nyaman, dan efisien,” pungkas Fahira Idris.