RN - Wajar jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kesal. Sebab, praktik korupsi di lingkungan pasar sudah terlalu banyak.
Dari penelusuran radar nonstop, pungli terjadi di pasar-pasar ibu kota karena adanya tekanan dari oknum. Si oknum ada yang berasal dari BUMD Perumda Pasar Jaya hingga preman.
Pungli diduga soal penempatan lokasi strategis bagi pedagang. Belum lagi soal iuran uang kemanan per hari. "Kalau mau tempat bagus di depan ada pelicinya," ungkap pedagang pasar di Jakarta Barat yang namanya enggan disebutkan, Kamis (22/9).
BERITA TERKAIT :Urus Sartifikat, Pengembang Ngaku Sudah Kena Pungli Jadinya Lama
Jakarta Banyak Pungli, Polda Metro Minta Masyarakat Lapor ke 110
Pedagang di Kebayoran, Jaksel juga mengeluh soal duit jago. "Istilah duit bang jagolah. Kalau gak kita kasih nanti tak aman dagangan kita, kalau masih wajar saja gak apa-apa. Kadang-kadang mintanya gak wajar," ungkpanya.
Saat Anies meresmikan Pasar Cipinang Kebembem, Pulogadung, Jakarta Timur, dia menyindir adanya pungli. Dia berpesan ke jajaran Direksi BUMD Perumda Pasar Jaya agar menjaga ekosistem pasar yang bersih dari praktek pungutan liar (Pungli) maupun korupsi lainnya.
Di hari yang sama, Anies juga meresmikan empat Pasar di Jakarta di bawah Perumda Pasar Jaya. Empat pasar itu yakni Pasar Cipinang Kebembem, Pasar Sawah Barat, Pasar Tanah Tinggi Poncol, dan Pasar Tebet Barat.
"Sudah terlalu banyak praktik praktik seperti itu, pastikan ekosistem pangan kita bersih dari praktik seperti itu, jadi saya minta kepada semuanya lakukan ini refleksikan ke diri sendiri, kita sebenarnya tahu dana sebenarnya kita saling tahu kok siapa mengerjakan apa main dengan siapa tahu semuanya, cuman pada enggak ngomong aja, ya kan praktik-praktik seperti ini hentikan, kembalikan ini menjadi ekosistem yang sehat, nanti kita bapak ibu bisa menceritakan dengan rasa syukur dan bangga peran kita," kata Anies.
Anies berpesan agar tidak memperkaya diri sendiri, melainkan mementingkan hajat hidup paling dasar rakyat Jakarta.
"Saya pesankan ini bapak ibu sekalian karena ini adalah hajat hidup paling dasar untuk rakyat Jakarta, kebutuhan pangan ekosistem pasar tradisional tolong ini di jaga. 77 tahun (Kemerdekaan RI) dan ketika kita memilih untuk bisa merasakan kemandirian adalah untuk seluruh rakyat bisa sejahtera, jadi bapak ibu yang bekerja di ekosistem ini sering seringlah mengingatkan, yang dikatakan itu klasik, tapi harus diungkapkan terus menerus ingatkan kita semua," ucapnya.
"Yang jadi pengawas jadilah pengawas untuk kepentingan rakyat, yang jadi Direksi jadilah Direksi untuk kepentingan rakyat, yang jadi manager jadilah manager untuk kepentingan rakyat, jangan jadi manager, Direksi, pengawas untuk kepentingan mengumpulkan uang rupiah bagi dirinya, keluarganya, dan kelompoknya," imbuhnya.
Hadir mendampingi Anies dalam peresmian diantaranya Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo, Dirut Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi, Dirut Transjakarta M Yana Aditya, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati, dan Walikota Jakarta Timur M Anwar.
Direktur Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menjelaskan pembangunan Pasar Cipinang Kebembem telah dilakukan sejak 2020.
"Selama pembangunan, kita menyediakan tempat penampungan sementara bagi pedagang sehingga kegiatan operasional para pedagang bisa berjalan," jelasnya.
Tri menuturkan pasar ini memiliki 138 kios dengan okupansi mencapai 100 persen serta dilengkapi dengan beragam fasilitas, mulai ruang serbaguna hingga lapangan futsal hingga bulutangkis.
"Selain Pasar Kebembem, hari ini kita juga syukuran atas operasionalnya Pasar Sawah Besar, Pasar Tanah Tinggi Poncol, dan Pasar Tebet Barat, yang sudah beroperasi dalam waktu dekat kemarin," tandasnya.
Omzet 150 Triliun
Perputaran duit di pasar tradisional ternyata besar. Dikutip dari web milik Pasar Jaya kalau dalam satu tahun ada sekitar Rp 150 triliun duit berputar.
Pasar Jaya adalah Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Dari 153 pasar yang dimiliki, Pasar Jaya mengelola 148 pasar dengan omset bisnis yang diperdagangkan lebih dari 150 triliun rupiah per tahun dengan 105.223 tempat usaha. Berdasarkan survey, pasar-pasar yang dikelola Pasar Jaya dikunjungi lebih dari 2 juta pengunjung setiap harinya, atau kurang lebih 20% dari penduduk DKI Jakarta.
Dari 17 perusahaan, Pasar Jaya menjadi BUMD yang menyerahkan dividen dengan nilai tertinggi kelima kepada Pemprov DKI Jakarta pada 2020. Adapun, Perusahaan bir tersebut menyetor dividen senilai Rp41,53 miliar kepada Pemprov DKI Jakarta.
Sama halnya seperti Bank DKI dan Transjakarta, setoran Perumda Pasar Jaya ke Pemprov DKI Jakarta tercatat tercatat naik, yakni sekitar 18,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2019, Perumda Pasar Jaya menyetor dividen sebanyak Rp39,49 miliar.