Sabtu,  20 April 2024

Musim Bencana Telah Tiba, Waspada Banjir Dan Longsor

RN/NS
Musim Bencana Telah Tiba, Waspada Banjir Dan Longsor

RN - Bencana longsor dan banjir bekal terjadi. Ancaman itu terjadi pada Desember 2022 dan Januari 2023.

Pada Oktober 2022, BNPB mencatat frekuensi rata-rata bencana rata-rata 70 kali per pekan. Dan sudah puluhan orang tewas.

BNPB juga menyebutkan kejadian bencana tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 16% dibanding kejadian bencana tahun 2020. Begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan pengungsi yang mengalami peningkatan sebesar 12%.

BERITA TERKAIT :
JARI’98 Turut Berduka Atas Bencana Gempa dan Banjir, Semoga Diberi Kesabaran dan Ketegaran Iman
Jakarta Jago Banjir Dan Kebakaran, Pak Heru Piye Iki?  

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengingatkan bahwa tiga bulan ke depan intensitas bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor diperkirakan meningkat.

Oleh karena itu, Muhadjir mengatakan perlu dilakukan kesiapsiagaan dari pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya untuk memastikan kesiapan personel hingga peralatan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

“Itulah yang menjadi dasar pertimbangan kenapa pagi ini kita melaksanakan apel siaga nasional, kesiapsiagaan nasional untuk menghadapi bencana hidrometeorologi karena 3 bulan kedepan intensitas bencana akan diperkirakan semakin meningkat,” ungkap Muhadjir pada Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi, Rabu (9/11/2022).

 Mengingat, BMKG memperkirakan secara umum wilayah Indonesia ini berada pada kategori curah hujan menengah hingga tinggi.

“Kita harus terus siaga karena potensi curah hujan tertinggi akan berlangsung pada puncaknya yaitu pada bulan Desember hingga Januari 2023,” paparnya.

Peningkatan kejadian bencana ini tidak terlepas bahwa Indonesia adalah merupakan daerah rawan bencana terbentang pada pertemuan lempeng tektonik, terletak dalam jalur cincin api Pasifik, dan daerah cuaca ekstrem sehingga rawan terhadap bencana terutama bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor badai angin di beberapa wilayah Indonesia.

“Kondisi ini tentunya menjadi bahan pemikiran kita bahwa masih diperlukan upaya yang lebih serius dan lebih maksimal baik di tingkat nasional, daerah, maupun di tengah masyarakat,” katanya.