RN - Video narasi salah satu lokasi terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat, bekas tempat maksiat beredar. Video itu viral.
Lokasi yang dituduh dalam video itu di Kecamatan Cugenang, Cianjur. Dalam video, tampak perekam berada di dalam mobil. Dia sedang melintas di salah satu lokasi terdampak gempa Cianjur.
Perekam menyebut bahwa salah satu lokasi yang terdampak di sana dulunya merupakan kafe. Disebut kafe tersebut merupakan bekas lokasi maksiat.
BERITA TERKAIT :Gunung Merapi Muntah Lagi, 250 Kali Semburan Lava Panas
Ancaman Gempa Megathrust Di Jawa Dan Sumatera, Bikin Merinding Aja
"Tempat longsor diratakan, tadinya tempat maksiat ini. Tempat kafe, dihilangkan, diratakan. Pada ketimbun karyawan kafe semuanya. Saudara kita yang masih maksiat, mari kembali ke jalan yang benar," kata perekam video.
Sementara warga korban gempa meminta kepada polisi agar segera menangkap pembuat video hoax tersebut. "Itu melukai hati warga yang sedang kena musibah," ungkap warga.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan bahwa video yang beredar tersebut hoaks. Lokasi tersebut berada di perbatasan wilayah Kabupaten Bogor dan Cianjur.
"Informasi yang diberikan oleh si pembuat video saat melintasi titik di mana terjadinya longsor saat terjadi gempa di wilayah Cugenang, Kebupaten Cianjur, tersebut tidak benar atau hoaks," ujar Iman melalui keterangannya.
Iman menyebut lokasi tersebut dulunya merupakan wilayah tebingan. Terdapat permukiman warga dan sejumlah warung di bawahnya.
"Lokasi longsor tersebut dahulu merupakan tebing tinggi yang di bawahnya ini terdapat beberapa rumah warga, tempat makan, dan warung kelontong. Jadi kami pastikan video yang berisikan penjelasan maupun berisikan narasi bahwa lokasi tersebut tempat maksiat tidaklah benar," ucapnya.
Iman mengimbau masyarakat yang melintas di sana agar tidak membuat video dengan narasi tidak benar. Hal itu agar tidak timbul polemik di masyarakat.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang melintas ini untuk tidak membuat video ataupun konten yang berisikan informasi yang tidak benar. Sehingga dapat menimbulkan sebuah polemik di tengah masyarakat, khususnya keluarga korban ataupun masyarakat yang terkena dampak korban bencana alam gempa bumi ini," pungkasnya.