RN - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani disindir. Benny disebut tidak layak menyebut siap tempur sebagai pejabat negara.
Kritik ini diungkapkan Ketua Relawan JoMan (Jokowi Mania), Immanuel Ebenezer dalam acara diskusi bertajuk ‘Menelisik Zona Nyaman Jokowi’ di Jakarta, Minggu (4/12).
Ia pun menyinggung terkait pernyataan relawan Jokowi, Benny Rhamdani, yang menyampaikan ‘siap tempur’ di hadapan Presiden Jokowi.
BERITA TERKAIT :Ribuan Rekening Judi Online Diblokir, Tapi Sosok T Belum Diungkap
Bandar Judi Sosok T, Benny Awalnya Koar-Koar Kini Mingkem?
Immanuel mengaku heran dengan sikap Benny yang juga menjabat sebagai Kepala BP2MI itu.
“Dia menyampaikan, kita nih banyak pak, kita siap tempur. Nah, saya heran seorang pejabat publik pendukung Jokowi bicara kuantiti, harusnya dengan Presiden bicara kualitas dong. Kemudian coba pakai bahasa-bahasa kata diksi tempur. Siapa yang mau ditempuri? Kita tidak pada posisi kampanye,” ujar Immanuel.
Ia menegaskan, hingga saat ini keberadaan relawan Jokowi masih ada, namun terbagi dalam beberapa kelompok. Yakni kelompok relawan yang mencari uang, kelompok yang mencari jabatan, dan kelompok yang menjilat Presiden.
“Relawan Jokowi masih ada ga? Ya masih. Masih ada yang nyari duit, masih ada yang nyari jabatan, masih ada yang menjilat,” kata dia.
Immanuel menilai, kelompok-kelompok relawan itulah yang bisa menciptakan seorang pemimpin menjadi monster dan membahayakan demokrasi. Selain itu, Immanuel juga menyinggung soal pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait gaya kepemimpinan Jokowi yang bukan memobilisasi, namun turun ke bawah atau melakukan blusukan.
“Artinya partai pengusungnya sudah melakukan kritikan terhadap gaya style politiknya Presiden. Kedua, gaya mobilisasinya relawan-relawan. Ketiga ada banyak hal yang menurut partai pendukungnya itu sudah tidak sesuai,” kata dia.
Saat ini, Jokowi pun dinilai lebih sering melibatkan relawan-relawannya. Padahal, menurut dia, aksi relawan Jokowi tersebut justru mengkhawatirkan untuk demokrasi.
Seperti diberitakan, Benny sudah mengklarifikasi pernyataannya “minta izin tempur” dengan pihak-pihak yang berbeda pandangan dengan Presiden Joko Widodo di acara Relawan Jokowi.
Benny berdalih ucapannya yang viral di media sosial tersebut belum utuh.
“Saya yakin video itu adalah video yang tidak utuh, kalau utuh kan seharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit harusnya dimuat secara utuh,” kata Benny kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11).
Sebab, kata dia, dalam acara Relawan Jokowi tersebut tidak hanya dirinya yang menyampaikan masukan saran hingga usulan ke Presiden Jokowi.
“Acara itu adalah acara pertemuan di sela-sela menjelang acara GBK santai, ramah tamah, dan bukan acara tertutup lah," ujarnya.
"Mumpung ada kesempatan pimpinan relawan bertemu dengan presiden sebelum acara dimulai, seperti biasa dan sudah banyak kali dilakukan itu adalah kesempatan kita menyampaikan pandangan, harapan,” imbuhnya.
Atas dasar itu, Benny menjelaskan bahwa dirinya menyampaikan kondisi kebangsaan pasca Pilpres 2019. Lalu ia menyebut berharap tidak ada lagi rivalitas pasca Pilpres.
“Dengan bergabungnya Prabowo Sandiaga Uno ke pemerintahan Pak Jokowi, itu adalah akhir dari sebuah rivalitas politik pilpres,” kata dia.