RN - Sandiaga Uno dikabarkan sudah ancang-ancang loncat ke PPP. Kabarnya Sandi lebih nyaman di Ka'bah ketimbang di Gerindra.
Jika ini terjadi tentunya bisa mengancam suara Gerindra di Jakarta. Diketahui, pendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) itu lumayan signifikan di ibu kota.
Apalagi saat berduet dengan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017, nama Sandi moncer. Mantan Wagub DKI itu hobi blusukan dan menyapa masyarakat.
BERITA TERKAIT :Gubernur Baru Jakarta Dapat Anggaran Rp 91 Triliun
Omzet Jeblok, Ancol Salahkan MRT, Pengamat: Buruk Rupa Cermin Dibelah
"Inikan ancaman buat Gerindra di Jakarta. Harus waspada saja," tegas pengamat politik Adib Miftahul kepada wartawan, Selasa (10/1).
Pendiri Kajian Politik Nasional (KPN) ini menyatakan, ancaman Gerindra di ibu kota bukan omong kosong. Karena, beberapa tokoh Gerindra di Jakarta juga mulai jenuh.
"Harus ada gebrakan. Kalau tidak bisa saja pendukung Sandi di ibu kota loncat ke PPP," bebernya.
Apalagi survei elektabilitas partai di Jakarta ada penurunan signifikan untuk Gerindra. Partai besutan Prabowo itu sudah kesalip oleh PKS.
PDIP misalnya 22,8 persen, PKS 18,1 persen dan Gerindra 11,2 persen. Disusul NasDem 8,8 persen, Demokrat 6,4 persen, Golkar = 4,8 persen, PPP = 4,0 persen dan PKB 3,7 persen.
Wakil Ketua Umum Arsul Sani mengaku jika polemik Sandiaga Uno yang dikabarkan akan pindah ke PPP untuk maju Pilpres 2024 membawa dampak besar bagi partai berlambang Ka'bah itu. Sebab, dia menyebut saat ini PPP tidak memiliki tokoh yang potensial seperti Sandiaga Uno.
"Jadi ini memang memang menarik apalagi kami harus akui, saat ini kami tidak punya tokoh internal yang sosoknya misalnya di mata publik itu sekuat Pak Sandi atau Pak Erick Thohir begitu loh," kata Arsul, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1).
"Nah sekarang tumbuhlah saya lihat di Jogja di daerah-daerah lain ya Mas sandi Uno ya itu kemarin di Jawa Tengah dan di kalangan wanita Persatuan Pembangunan itu Pak Erick Thohir begitu loh," ucapnya.
Tak hanya itu, polemik yang terjadi saat ini, menurutnya, memberikan keuntungan baik bagi Sandi maupun PPP atau simbiosis mutualisme. Yang mana, PPP mendapat perhatian dari publik dan Sandi mendapat forum untuk menyampaikan gagasannya.
"Nah jadi ya apa ya ini ibarat simbiosis mutualisme juga lah begitu ya, PPP-nya juga dapat benefit, ya paling enggak benefitnya apa dapat liputan media yang luas lah itu ya," ujar Arsul.
"Tentu Pak Sandi dan Pak Erick juga ya punya tempat, punya forum untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya ya mengenalkan dirinya kepada masyarakat," sambungnya.
Kendati demikian, perihal bergabungnya Sandi ke PPP sepenuhnya menjadi hak Menparekraf untuk memutuskan. Arsul tak menampik, jika pihaknya senang kalau memang Sandi akan memilih PPP untuk berlabuh nanti menuju 2024.
"Saya tidak bisa katakan adalah PPP akan senang kalau dapet orang-orang atau bergabung orang-orang yang sekaliber seperti Pak Sandi itu begitu loh. Bahkan berharapnya banyak begitu loh Sandi-Sandi Uno yang lain itu juga," imbuh Arsul.