RN - Kabar duka datang dari JD.ID. Situs belanja online atau e-commerce resmi mengumumkan akan menutup layanannya mulai 15 Februari 2023.
Tutupnya JD.ID membuat duka para pelanggannya. Sebab, perusahaan Start-up itu dinilai sebagai web belanja online murah.
Kabar akan tutupnya JD.ID tersebut membuat jagat twitter heboh hingga membuat trending topic. Banyak tweeps yang menyayangkan JD.ID resmi berpamitan untuk tidak lagi beroperasi, dan sebagian besar dari mereka banyak yang menceritakan pengalamannya ketika menggunakan JD.ID adalah tempat belanja online yang murah.
BERITA TERKAIT :HUB.ID Berhasil Ciptakan Kolaborasi Pertumbuhan Bisnis Startup di Indonesia
Jerman Dan Inggris Krisis Bikin Pengusaha +62 Parno Lalu Tahan Duit
JD.ID hadir di Indonesia pada 2015 dan mengutip data iPrice, pada akhir Desember 2022, JD.ID merupakan e-commerce dengan trafik terbesar ke-10 di Indonesia. Selain Tokopedia, Shopee, dan Blibli di tiga besar, situs dan aplikasi lain seperti Klik Indomaret, Zalora, dan Orami juga ada di atas JD.ID.
"Saya belanja bulanan selalu di JD.ID walau ada ongkir tapi jatuhnya tetap lebih murah dari yang lain. Sedih banget deh. Padahal pelayanan terbaik," tulis pengguna akun twiiter @dina_soraya.
"By by Joy, gue tunggu karya-karyamu di masa mendatang nanti yaa. Bakalan kangen si, pertama kenal belanja onlen dari si JD.ID ini," ungkap akun @sinikesinisj.
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID secara resmi mengumumkan untuk menutup layanannya di Indonesia mulai 15 Februari 2023, sebagaimana dikutip dari pengumuman resmi perusahaan yang ditayangkan di website JD.ID pada 30 Januari 2023. JD.ID merupakan anak perusahaan dari salah satu toko online terbesar di Asia (JD.com).
“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023,” tulis JD.ID dalam laman resminya.
Diketahui, banyak perusahaan Start-up banyak yang tutup atau melakukan PHK besar-besaran. Aksi ini diduga terkait isu resesi ekonomi dunia.
Untuk itulah dibutuhkan penyegaran dan inovasi kreatif untuk tetap bertahan. Diketahui sebelumnya ada sekitar puluhan bahkan ratusan perusahaan start-up yang tutup akibat bangkrut.
Beberapa pakar bisnis dan ekonomi menyebut diera digital dan guncangnya ekonomi dunia perusahaan start-up harus mampu melakukan inovasi teknologi, membangun kepercayaan konsumen hingga pembentukan tim yang produktif.