Minggu,  05 May 2024

Desakan Pasha Ungu di 22 Desember Sebagai Hari Musik

NS/RN
Desakan Pasha Ungu di 22 Desember Sebagai Hari Musik
Pasha Ungu saat gempa tsunami di Palu.

RADAR NONSTOP - Tragedi tsunami Banten dan Lampung mengejutkan banyak pihak. Sebab, bencana yang awalnya hanya disebut sebagai gelombang air laut menjadi tragedi yang menewaskan ratusan orang.

Bukan hanya warga, gelombang air bah setinggi sekitar 5 meter itu juga menewaskan personel group Band Saventeen. Kalangan pemusik Indonesia langsung mengusulkan agar 22 Desember menjadi hari duka musik Indonesia.

Usulan ini diarahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasha mengatakan usulan itu sebagai salah satu bentuk untuk menghargai tiga personel band 'Seventeen' yang tewas dalam peristiwa tsunami di Banten.

BERITA TERKAIT :
Musuh Airin Di Banten Belum Muncul, Gerindra: Tunggu Dulu & Slow Lah
Kader Banteng Siap Tempur Dukung Tri Adhianto di Pilkada Kota Bekasi 2024

Dikutip dari akun Instagram (IG), Pasha meminta kepada Jokowi agar bisa menetapkan tragedi 22 Desember 2018.

"Saya menyampaikan salam hormat kepada saudara2ku skalian terlebih kepada saudara2ku yg sudah mengapresiasi pendapat inisiatif saya kepada bapak presiden RI @jokowi yg bermaksud agar bilamana dimungkinkan tanggal 22 desember 2018 juga ditetapkan sebagai "hari duka musik indonesia" dimana bertepatan dengan terjadinya bencana tsunami dibanten dan lampung khususnya kawasan pantai carita yang merenggut banyak jiwa baik masyarakat setempat,keluarga,rekan sahabat termasuk diantaranya adalah saudara2 kami tiga personil band seventeen yaitu almarhum herman, bani dan andi," jelas Pasha.

Pasha mengatakan usulan hari duka musik Indonesia itu tidak bersifat memaksa. Meski nantinya usulan tersebut ditolak, Pasha mengatakan simpati dan empati terhadap keluarga Seventeen yang ditinggalkan tidak akan berkurang.

"Ini sebuah pengusulan yang tidak bersifat pemaksaan ataupun penekanan kepada bapak presiden bahwa ini harus ditetapkan..artinya kalau bapak presiden merasa bahwa kejadian terhadap saudara2 kami almarhum personil band seventeen ini tidak perlu ditetapkan sebagai hari duka musik pun tidak apa2,ini hanyalah sebuah usulan yang bisa di terima atau tidak. Toh tidak ditetapkan juga tidak mengurangi empati kami selaku saudara sesama musisi se-tanah air," jelasnya.

Vokalis yang kini jadi wakil wali kota Palu itu mengatakan usulannya soal hari duka musik itu tidak berlebihan. Usulan itu baru terjadi sepanjang sejarah dunia musik di Indonesia.

"Sepanjang yang saya ingat dan yg saya tau bahwa hal seperti ini baru terjadi dalam sejarah dunia permusikan diindonesia dimana salah satu band indonesia yang karyanya begitu indah dan luar biasa dan sudah dinikmati oleh seluruh masyarakat indonesia bahkan sampai ke negara tetangga kehilangan tiga personil skaligus dalam satu waktu.. dan yg menyedihkan adalah kejadian tersebut terjadi saat sahabat2 almarhum sedang dalam melaksanakan tugas mulia menghibur masyarakat di atas panggung," ujarnya.

Pasha sendiri pernah merasakan ganasnya tsunami. Bahkan dia sempat dikabarkan hilang.

Tapi pasca insiden Pasha ada di lokasi bencana. Dia bersama istri tertidur di tenda bersama pengungsi.