RN - DPRD DKI Jakarta dinilai lembek. Para politisi itu terkesan takut mengkritik Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Diketahui, HBH sapaan akrab Heru saat ini masih menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres). Diketahui, banjir yang melanda di Jakarta membuat warga muak.
Selain banjir, saat ini macet ibu kota juga makin parah. "Lucunya memang DPRD DKI lembek. Mereka ragu untuk mengkritik HBH," sindir pengamat politik, Adib Miftahul kepada wartawan, Kamis (1/3) malam.
BERITA TERKAIT :Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta
KPID Jakarta Buka Pendaftaran, Orang Lama Masih Kebelet Maju?
Adib tidak menyalahkan DPRD yang lembek kepada Heru. "Mungkin mereka takut kena tegur partai, kan Heru masih Kasetpres," tegas
Pendiri Kajian Politik Nasional (KPN) ini mengaku, situasi panik di warga makin menjadi disaat banjir saat ini lebih lama surutnya. "Belum lagi macet makin parah tuh," tukasnya.
Adib mengusulkan agar HBH mundur dan tidak rangkap jabatan di Istana Negara. "Agar ada kontrol yang sehat dari DPRD. Inikan dewan takut semua teriak keras," terangnya.
HBH sebelumnya megaku, berencana membuat drainase vertikal alias sumur resapan. Pembuatan sumur resapan ini sebelumnya merupakan program penanganan banjir yang dicetuskan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"(Untuk mengatasi banjir) dibikin tali-tali air. (Lalu), sumur resapan, mungkin, untuk menampung (air) bagus kan. Jadi tetap ada taman, di bawahnya ada sumur resapan," terang Heru di Taman Sensori, Kamal, Selasa (28/2/2023).
Selain itu, Heru meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar merevitalisasi drainase di area Kamal untuk menangani banjir di sana.
Ia pun berharap revitalisasi drainase itu bisa bermanfaat bagi masyarakat. "Saya minta kepala dinas dicatat nanti, Kepala Dinas SDA, untuk bisa merevitalisasi saluran-saluran di Kamal. Mudah-mudahan bermanfaat untuk masyarakat," urainya.
Jangan Sombong
Dalam siaran pers, Kabid Litbang Gerakan Aktivis Jakarta (GAJ) Agung Nugroho menuding HBH sudah termakan sikap sombongnya.
Banjir yang melanda DKI Jakarta kata dia, seakan alam menjawab kesombongan HBH.
"HBH dengan bangganya melanjutkan normalisasi Ciliwung banjir beres. Terbukti, banjir yang saat ini melanda DKI Jakarta tidak dapat diatasi oleh HBH. Wilayah banjir yang meluas, dan periode surut yang lama membuat warga DKI menderita," sindirnya.
"Setahun jelang habis masa jabatan Anies Baswedan, banjir di DKI waktu surutnya tidak melebihi 10 jam. Artinya mitigasi banjirnya top markotop," terang Agung.
Agung Nugroho, yang juga aktivis 98 ini menambahkan, bahwa di bawah kepemimpinan HBH, banjir sudah masuk hari ke 3, malah makin meluas.
"48 RT terendam, ribuan warga mengungsi di tenda pengungsian. Ini bukti jika Pj Gubernur Heru tidak cakap bekerja dan tidak memahami masalah banjir di DKI," tambah Agung.
Harapan warga DKI mendapatkan pemimpin yang sekelas Anies Baswedan pupus dengan ketidakmampuan HBH mengatasi banjir di DKI.
"Omong kosonglah, jika dibilang kerja 5 bulan setara kerja Anies Baswedan 5 tahun. Terbukti mengatasi banjir saja tidak mampu. Lebih baik mundur daripada umbar kesombongan," tegas aktivis yang pernah aktif di Komrad ini.