RN - Para Kementerian Keuangan (Kemenkeu) lagi berduka. Saat ini mereka malu jika ditanya bekerja di mana.
"Apalagi ngaku orang pajak. Ada kesan kita ini duitnya banyak gitu lho," keluh seorang pegawai Kemenkeu yang bertugas di Ditjen Pajak kepada wartawan, Sabtu (10/3).
Padahal kata dia, tidak semua pegawai pajak nakal. "Lebih banyak yang bersih dari yang nakalnya. Kita inikan hanya pegawai kecil jadi kena imbasnya," ucapnya.
BERITA TERKAIT :19,9 Ribu Ibu Hamil Kurang Energi, Sri Mulyani Sebut Anggaran Kesehatan Rp187,5 T
Perjalanan Dinas Pejabat Cuma Belanja Dan Foto-Foto
Situasi makin keruh saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku telah mengirimkan daftar 134 pegawai Ditjen Pajak yang diduga memiliki saham di 280 perusahaan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Belum lagi tudingan soal duit Rp 300 triliun kepada kementerian yang dipimpin Sri Mulyani. "Ini gara-gara bocah ingusan yang sok jago tapi semua kena imbasnya," keluhnya lagi.
Opini buruk pegawai pajak berawal dari insiden pengeroyokan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio. Akibat ulah anak dari mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo itu kini Kemenkeu khususnya pajak kena cap negatif.
Rekontruksi
Jumat (10/3), Polda Metro menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan berat terhadap Crytalino David Ozora (17 tahun) di perumahan Green Permata, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebanyak 40 adegan diperagakan dalam rekonstruksi yang dihadiri tersangka utama Mario dan tersangka Shane Lukas Rotua Pangondian (19 tahun) dan semua saksi, kecuali pelaku anak AG (15 tahun).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, mengatakan dalam rekonstruksi ini penambahan adegan. Dari awalnya 37 menjadi 40 adegan. Dalam rekonstruksi ini pelaku anak AG tidak dihadirkan karena masih anak di bawah umur. Namun peran AG diperagakan oleh peran pengganti.
"Ternyata 37 adegan dan kita padukan berkembang menjadi 40. Ini salah satu rekon ternyata dari saksi ada beberapa angle yang belum kita terima," ungkap Hengki sesaat setelah rekonstruksi di lokasi, Jumat (10/3/2023).
Menurut Hengki, rekonstruksi ini digelar dalam rangka mencari keidentikan alat bukti. Baik keterangan saksi, tersangka dan digital forensik. Kemudian dari persesuaian alat bukti tersebut penyidik menemukan peranan masing-masing yang ada di tempat kejadian perkara (TKP). Salah satunya dengan alat bukti berupa rekaman kamera pengawas atau CCTV.
"Kita lihat mungkin dari video ada adegan yang terpotong tapi dari CCTV tercover. Walaupun keterangan tersangka tidak sesuai dengan faktanya meski kita padukan dengan digital forensik. (Kata-kata) Free kick dan saya tidak takut anak orang mati muncul semua," jelas Hengki.
Namun demikian, kata Hengki, masih ada empat orang saksi yang belum diperiksa oleh penyidik dalam rangka memperkuat. Misalnya, tersangka Mario menghubungi beberapa orang dan memberi tahu akan melakukan perbuatannya. Kata Hengki, pihaknya akan berkoordinasi dengan lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK).
Kegiatan rekonstruksi ini sempat tertunda karena hujan turun dengan deras. Rekonstruksi dilanjutkan sekitar pukul 15.00 WIB dan selesai dalam waktu tiga jam. Kegiatan rekonstruksi ini juga menjadi tonton bagi penghuni kompleks elit tersebut.