Sabtu,  20 April 2024

Puasa Ramadhan Terapi Penyembuhan Fisik dan Mental

RN
Puasa Ramadhan Terapi Penyembuhan Fisik dan Mental
-Ist

Oleh Drs. Aam Ruswana, M.Kes

Ketika bulan Ramadhan tiba umat Islam di seluruh penjuru dunia menjalankan puasa sebulan penuh sebagai perwujudan ketaatan kepada perintah Allah swt.

Ketaatan ini didasari keimanan dan ketakwaan kepada sang Pencipta bukan atas dasar yang lainnya. Akan tetapi Al Qur’an memberikan isyarat dan rangsangan kepada hambanya untuk berfikir. Misalanya denga kalimat : afala ta’kilun, afala ta’lamun, afala tadakkaruun ya ulil albab?

BERITA TERKAIT :
DPD Gerindra Sumut Bagi Takjil dan Nasi Box Selama Ramadhan, Bang Zaki: Ini Amanat Presiden Terpilih 2024 - 2029
Bank DKI Gelar Santunan Kepada 8.500 Yatim dan Dhuafa

(Apakah kamu tidak punya akal, apakah kamu tidak mengetahui, afakah kamu tidak berfikir wahai orang-orang yang punya akal?).

Disini jelas, bahwa umat Islam diperintahkan untuk menggunakan akal fikiran semaksimal mungkin tentang  ciptaan Allah,  termasuk dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berfikir, akan membantu kita menyingkap hikmah dibalik setiap kewajiban dan membuktikan kebenaran atas petunjuk-petunjuk Allah swt. walaupun akal dan logika manusia tidak akan mampu menyingkap semua hikmah dibalik setiap kewajiban dan larangan-Nya.

Puasa Ramadhan adalah sebuah ketentuan yang wajib dilaksanakan  oleh orang  beriman  yang telah memenuhi syarat selama sebulan penuh dalam setiap tahun. Syariat ini mempunyai pengaruh besar terhadap pemeliharaan kesehatan tubuh dan jiwa manusia. Puasa adalah sebuah upaya pencegahan, sebagainmana juga merupakan terapi pengobatan atas berbagai macam penyakit. Hadits "Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat”.

Dalam Surat Al Baqarah ayat 184 Allah swt. menegaskan: Dan puasamu itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui

A. Manfaat puasa terhadap kesehatan fisik

Manfaat puasa bagi kesehatan fisik dapat dibuktikan secara empiris ilmiah, Organ-organ pencernaan merupakan bagian yang paling banyak mendapatkan pengaruh positif dari kewajiban berpuasa.

Mulut disertai air liur didalamnya, lambung dengan segala bagian-bagiannya, ginjal, pancreas, usus dua belas jari dan segala bagian yang berperan di dalamnya, masing-masing melakukan kerjasama dengan baik sesuai dengan fungsinya untuk mengurai asupan makanan menjadi zat yang dapat diserap dalam usus.

Selama + 4 jam makanan ditampung dan dicerna. Kemudian darah membawa zat-zat gizi ini kedalam limpah untuk disaring dan menampung kelebihan zat tersebut. selanjutnya diberikan kepada anggauta badan sesuai dengan kebutuhannya secara proporsional. Dan baru bisa istirahat setelah +8 jam bekerja.

Dengan demikian ketika seseorang makan, proses pencernaan tidak berhenti sampai menelan sesuap nasi tapi itu baru permulaan bekerjanya organ pencernaan dalam tubuh. Karena itu organ pencernaan selalu sibuk dengan fungsinya dan menanggung beban yang sangat berat.

Apabila kita tidak memberikan kesempatan kepada organ pencernaan untuk istirahat maka akan menimbulkan kerusakan dan timbulnya berbagai macam penyakit. Rasulullah SAW bersabda: Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit. Sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan ( HR. Ad-Dailami).

Tubuh dan organ pencernaan kita mempunyai hak istirahat pada kita. Tidak boleh tubuh dan organ pencernaan ini dipekerjakan terus menerus tanpa istirahat hingga rusak yang menyebabkan sakit dan mati kelelahan. Seperti halnya mesin apabila terus menerus dipakai  tanpa istirahat akan rusak.

Menurut Dr. H. Muhammad Th, selama  puasa Ramadhan, sistem pencernaan mendapat istirahat selama 6 ½ jam sehari selama sebulan penuh. Mengingat selama 11 bulan di luar Ramadhan, sistem pencernaan telah dibebani bertumpuk tanpa istirahat, maka istirahat selama 6 ½ jam sehari selama sebulan adalah sangat relevan dan sesuai dengan sunatullah. (Bersambung …)