RN - Partai Golkar diminta waspada. Sebab tren elektabilitas di Jakarta kalau Golkar terancam remuk.
Golkar DKI yang kini dipimpin Bang Zaki sapaan akrab Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar hanya mampu mengantongi dukungan 1,2 persen.
Bahkan, Golkar kalah dengan Partai Perindo besutan Harry Tanoe yakni 1,8 persen. "Anjloknya Golkar karena melupakan garis perjuangan rakyat Jakarta," tegas pengamat politik Adib Miftahul kepada wartawan, Rabu (12/4).
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta
Kerja-kerja Golkar kata Adib terkesan hanya seremonial. "Minim gerakan nyata ke rakyat. Bisa jadi kursi Golkar bakal tergerus dan habis," ungkapnya.
Anjloknya Golkar terang Adib sudah bisa diprediksi. Karena kata dia, kienrja Bang Zaki belum terkonsen di Golkar Jakarta. "Zaki masih galau karena diakan sibuk jadi bupati juga," bebernya.
Suara Golkar yang pernah jaya di Jakarta pada Pemilu 1997 terus tergerus. "Tak sebanding dengan kantornya. Kantor Golkar DKI di Cikini itu mentereng tapi suaranya saja sekarang kalah dengan PSI," ucapnya.
Tren anjloknya Golkar Jakarta terungkap dari data hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dalam rilis LSI menyebutkan, kalau PDIP bakal meraup 23 persen suara, Demokrat 19,5 persen, PKS 10,4 persen, Gerindra 8,2 persen, NasDem 5,5 persen, PAN 1,8 persen, Perindo 1,8 persen, PSI 1,3 persen, Golkar 1,2 persen.
Survei ini juga menunjukan basis partai berdasarkan sosio-demografi. Diketahui, survei LSI itu dilakukan pada 31 Maret sampai 4 April 2023.
Sebanyak 1.229 responden terlibat dalam survei ini. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) yakni teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Margin of error survei ini diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Rilis LSI itu hasil survei nasional ‘Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi di BTS, dan Peta Politik Terkini’, Minggu (9/4/2023).