Kamis,  21 November 2024

Dikritik Menhub, MRT Seperti Tantang Budi Karya 

RN/NS
Dikritik Menhub, MRT Seperti Tantang Budi Karya 
Menhub Budi Karya dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono naik MRT.

RN - Gaduh jumlah penumpang soal Moda Raya Terpadu atau MRT berlanjut. Kali ini PT MRT Jakarta membantah pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

BKS sapaan akrab Menhub menuding jumlah penumpang transportasi publik itu belum maksimal.

Dari pantauan wartawan, penumpang MRT memang tidak sebanyak KRL. MRT terlihat longgar walaupun jam sibuk. 

BERITA TERKAIT :
Warning, Penikmat Duit Proyek Jalur KA Besitang-Langsa Sumut 
Sinergi Bank DKI dan MRT Jakarta Resmikan Penamaan Stasiun Bundaran HI Bank DKI

PT MRT Jakarta (Perseroda) merupakan badan usaha milik daerah DKI Jakarta yang berdiri pada 17 Juni 2008. Lima tahun kemudian, tepatnya 10 Oktober 2013, tahapan konstruksi dimulai dan pada 24 Maret 2019, MRT Jakarta resmi beroperasi melayani masyarakat dengan 16 rangkaian kereta.

Aktivis Muda Jakarta (AMJ) Dwi Yudha Saputro menilai, pernyataan BKS harusnya menjadi evaluasi. "Jadi MRT jangan baper, kritik itu harus jadi pelajaran positif," tegas Yudha kepada wartawan, Selasa (15/8) malam.

Yudha menyarankan agar MRT bisa bebenah untuk memperbaiki pelayanan dan fasilitas untuk penumpang. "Benahi dong biar diminati masyarakat," tukasnya.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan, jumlah penumpang selalu naik setiap tahunnya.

Adapun MRT berhasil melayani rata-rata 54.181 penumpang pada 2022. Kemudian, rata-rata jumlah penumpang naik menjadi 85.279 sampai Juli 2023.

Namun, pada saat Covid-19 di 2020, MRT hanya melayani rata-rata 27.122 penumpang dan 19.659 orang pada 2021.

"Saya enggak tahu Menhub dapat dari mana, tapi kalau lihat data yang ada, kita memang sempat turun. Tapi begitu 2021 naik terus. Sekarang akan naik terus," kata Effendi kepada wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (15/8).

Bahkan, tambah Effendi, pihaknya memprediksi jumlah penumpang akan bertambah lagi di akhir tahun. Sebab, pihaknya memiliki jangkauan sampai selatan Jakarta dengan cara feeder partnership.

Feeder partnership adalah kerja sama dengan melibatkan taksi, damri, atau PPD untuk menjemput penumpang dari perumahan mereka.

"Kami sudah sangat agresif untuk mengajak feeder partnerships. Ada hampir delapan sampai 10 partner yang kami miliki. Kemudian kami juga kerja sama dengan Transjakarta, karena MRT sekarang kapasitasnya kan naik terus, tapi kalau dengan yang tadi digalakkan, enggak cuma MRT yang naik tapi Transjakarta juga naik," jelas Effendi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut bahwa keterisian atau okupansi MRT Jakarta belum maksimal.

Budi menilai, MRT seharusnya bisa melayani 180 ribu penumpang per hari. Namun, MRT hanya melayani 80 ribu penumpang per harinya.

Menurut Budi, tak tercapainya target ini karena first mile dan last mile di MRT belum berjalan.

Sebagai informasi, first mile adalah perjalanan dari tempat asal menuju transportasi umum. Sedangkan, last mile merupakan perjalanan dari transportasi umum ke tempat tujuan.