RADAR NONSTOP - Pileg 2019 bisa dibilang pemilihan paling angker. Karena dalam satu partai sesama caleg akan bersaing dan bisa saja saling hajar.
Mabes Polri mendeteksi adanya kerawanan konflik antar sesama caleg. Karena, Pemilu 2014 berbeda dengan Pemilu 2019. Di tahun 2019, pilpeg dan pilpres digelar serentak.
Kepala Satgas Nusantara Polri Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan pemilihan calon legislatif berpotensi menimbulkan kerawanan. Caleg akan bersaing sesama teman satu partai dalam satu dapil.
BERITA TERKAIT :Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas
"Bisa menimbulkan potensi kerawanan yanh akan muncul di lapangan," ujar Gatot saat diskusi publik bertajuk 'Hoaks, Pemilu, dan Penegakan Hukum' di Hotel Pullman, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).
Gatot mengatakan kontestasi politik itu wajar jika menimbulkan suasana yang panas. Karena itu, pihaknya telah menentukan langkah untuk mengatasi panasnya politik ketika pemilu nanti.
"Kontestasi politik membuat hawa panas itu wajar. Tapi kami sudah siapkan langkah penegakan hukum. Langkah kita yang pertama itu langkah persuasi, dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat," katanya.
Jika langkah tersebut tidak membuat masyarakat jera, maka polisi akan langsung melakukan penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau ini tidak bisa kita lakukan adalah penegakan hukum, itu yang terakhir. Ini yang kita lalukan ini diperhatikan kepada masyarakat kita semua," jelasnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan 7.968 calon anggota DPR RI dalam daftar calon tetap (DCT) peserta Pemilu 2019.
Dari total 7.968 calon anggota legislatif yang maju dari 16 partai politik nasional tersebut, 4.774 orang di antaranya laki-laki dan 3.194 perempuan.
Jumlah ini belum termasuk caleg DPRD tingkat II (kabupaten dan kota) serta DPRD I tingkat provinsi.