RN - Jakarta mulai memasuki musim hujan. Walau intensitas tidak besar tapi beberapa kawasan sudah mulai merasakan banjir bah.
Pekan lalu, hujan yang melanda DKI menyebabkan 54 RT terendam banjir. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan ada 54 RT di Ibu Kota yang terendam banjir akibat hujan yang melanda wilayah DKI dan sekitarnya sejak Sabtu, 4 November 2023 hingga Minggu (5/11/2023).
Dalam laporannya BPBD DKI menyebut sebelumnya wilayah yang terendam genangan air hanya 22 RT, namun hingga Minggu (5/11/2023) siang ini genangan air meluas hingga 54 RT.
BERITA TERKAIT :Orang Heru & Joko Di Jakarta Bakal Kena Bersih-Bersih, Otaknya Marullah?
Kasak-Kusuk Mr A Dongkel Kursi Wali Kota Jakpus
Dikutip dari web resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada bulan November 2023.
Namun, akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia,maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah. Sementara periode puncak musim hujan sendiri diprediksi umumnya terjadi di Januari dan Februari 2024.
"Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
"Meskipun demikian ada beberapa daerah yang diprediksi mengalami curah hujan yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan biasanya," tambah Dwikorita.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin bakal melakukan evaluasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) Sodetan Kali Ciliwung. Hal ini merupakan permintaan dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Sebab, pada saat hujan deras akhir pekan lalu, sejumlah wilayah di Jakarta alami musibah kebanjiran.
Ika menyebut hujan deras pekan lalu merupakan percobaan pertama alias first trial operasional Sodetan Ciliwung.
Lantaran itu, ia melakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk membahas hal ini.
"Kita sudah bekerja sama sama BBWSCC hujan kemarin tuh first trial nya sodetan," ujar Ika di Kebon Baru, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2023).
Ika menjelaskan, penyesuaian SOP dilakukan agar nantinya tinggi muka air yang meluap tak setinggi sekarang.
Saat ini, pelimpahan air ke Sodetan Ciliwung baru dilakukan setelah ketinggian air melebihi 10 sentimeter.
"Fungsinya sodetan itu untuk mengurangi tinggi genangan dan lama durasi waktu banjirnya," tuturnya.
"Karena namanya infrastruktur pembangunan baru kan pasti perlu evaluasi. Nah itu yang sedang kita laksanakan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu dan Minggu lalu. Akibatnya, sejumlah wilayah di Jakarta hingga puluhan RT kebanjiran.
Padahal, Jakarta kini telah memiliki fasilitas sodetan Ciliwung yang baru diresmikan tahun 2023 ini.
Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengakui adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang perlu diperbaiki. Ia pun meminta jajarannya untuk melakukan evaluasi.
"SOP-nya (standar operasional prosedur) mau diperbaiki," ujar Heru di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Heru mengatakan, saat ini mekanisme pengoperasian sodetan Ciliwung dilakukan saat air sungai hampir penuh. Hal ini membuat gorong-gorong raksasa itu tak langsung berfungsi saat hujan deras.
Karena itu, ia meminta dilakukan perubahan SOP agar sodetan bisa berfungsi meski sungai belum penuh. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DKI tengah merembuk.
"Kemarin saya minta udah langsung (air sungai ngalir) kebagi dua aja (ke Sungai Ciliwung dan Banjir Kanal Timur)," ujarnya.