Senin,  29 April 2024

Jokowi Lagi Jahit Koalisi Untuk Prabowo-Gibran, PPP Masih Jual Mahal...

RN/NS

RN - Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi dinilai untuk mendinginkan suasana. Hal ini diktakan Gibran Rakabuming Raka. 

Pertemuan antara Surya Paloh dengan Jokowi banyak yang mencibir. Karena penetapan siapa pemenang pilpres belum diumumkan KPU.

"Ya saya kira semua tokoh-tokoh, semua ketua umum partai jika bertemu, bersilaturahmi, saling menjaga komunikasi, itu akan mendinginkan suasana (di tengah Pemilu) dan saya kira itu bagus sekali," kata Gibran di Puro Mangkunegaran Solo, Senin (19/2/2024).

BERITA TERKAIT :
Yusril Diklaim Jadi Menko Polhukam, Yang Lain Jangan Baper Ya... 
Prabowo Utak-Atik Komposisi Menteri, Dampak PKB & NasDem Masuk Koalisi? 

Lebih lanjut, Gibran menilai bila pimpinan-pimpinan partai adem, maka yang ada di bawah juga akan menjadi adem.

"(Jadi angin segar perpolitikan?) Iya yang penting itu. Yang penting kita, warga, bisa melihat bahwa pimpinan-pimpinannya saling berkomunikasi, bersilaturahmi. Kalau di atas adem, di bawah insyallah juga adem dan kita bisa move on dengan kegiatan lain seperti kegiatan ekonomi atau kegiatan jelang puasa, Lebaran," pungkas Gibran.

Atas dasar itu juga, Gibran mengaku ingin bertemu dengan paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md setelah muncul angka hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024.

Sementara Plt Ketum PPP M Mardiono menyebut partainya masih fokus mengawal perhitungan suara pemilu yang masih berlangsung saat ini.

"PPP masih fokus mengawal perhitungan suara," kata Mardiono kepada wartawan, Senin (19/2/2024).

Mardiono mewanti-wanti terjadinya penyimpangan dalam proses perhitungan suara itu. "Dan menjaga kemungkinan adanya penyimpangan yang tidak kita inginkan," ujar dia.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek tak mempersoalkan sikap Jokowi yang hendak menjadi jembatan bagi semua pihak. Namun, menurutnya, langkah itu dapat berpotensi dimaknai secara politis terkait dukungan terhadap pihak tertentu.

"Sebagai presiden kan memang beliau harus berada di semua golongan. Mau jadi jembatan ya bagus. Tetapi dalam konteks hari ini karena masih ada kontestasi politik itu kan pasti dimaknai dukung-mendukung, gabung-gabung dengan koalisi. Itu risikonya kalau sekarang," kata Awiek.

Awiek menilai komunikasi politik yang berkaitan dengan rencana bergabung koalisi pemerintahan dapat dilakukan usai rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU selesai.

"Kalau dalam konteks koalisi atau oposisi untuk pemerintahan yang akan datang, saya kira masih perlu nunggu hasil real count dari KPU," ujarnya.

Di sisi lain, Awiek menuturkan komunikasi politik yang dilakukan Jokowi tak serta-merta dimaknai terkait urusan koalisi pemerintahan ke depan. Dia mengungkit posisi partainya dan NasDem masih berada dalam koalisi pemerintahan saat ini.