RN - Sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi sorotan pasca pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Memilih jadi oposisi atau gabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Muhaimin dan PKB awalnya berada dalam satu gerbong koalisi dengan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Akan tetapi, PKB dan Muhaimin memutuskan berpindah haluan dan bergabung dengan Koalisi Perubahan. Bahkan, Cak Imin diusung menjadi cawapres mendampingi Anies.
BERITA TERKAIT :Sikap PDIP Terhadap Prabowo Beda, Adian Ngaku Akan Kritis, Puan Mendukung Tanpa Sodorkan Nama Menteri
Ogah Dicap Oportunis, PKS Ajukan Nama Menteri Dari Profesional
Saat ditanyakan, kans PKB untuk menjadi oposisi di parlemen periode 2024-2029, Cak Imin tak menjawab dengan jelas.
Ketua Umum PKB itu hanya mengatakan jika AMIN menang Pilpres maka PKB akan berada di jalur pemerintahan. “Kalau kita yang menang, kita yang ada di jalur pemerintahan," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Jannus TH Siahaan meragukan Nasdem dan PKB bakal memosisikan diri sebagai oposisi jika pemerintahan mendatang terbentuk.
Dia malah memperkirakan kedua partai itu bakal melakukan manuver tak terduga atau kemungkinan berbalik arah.
"Soal Partai Nasdem dan PKB, dalam hemat saya, justru sangat berpeluang bergabung ke dalam pemerintahan pemenang Pemilu 2024," kata Jannus, Senin (19/2/2024).
Jannus memperkirakan Nasdem tidak bakal tahan jika mesti menjadi oposisi terhadap pemerintahan mendatang.
Sebab dari 2 periode pemerintahan Jokowi, Nasdem memilih menjadi partai pendukung pemerintah.
Jannus juga memperkirakan pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh terkait erat dengan kans Nasdem merapat kepada penguasa secara mulus.