RN - Usai diumumkan KPU tidak lolos ke Senayan. PPP langsung melakukan evaluasi. Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) pimpinan Sandiaga Uno langsung dibubarkan.
Pembubaran Bappilu pimpinan Sandiaga Uno dilakukan dalam rapat harian pengurus PPP yang digelar di kantor partai berlambang Ka’bah itu pada Kamis (21/3/2024).
"Saya kira itu (evaluasi) pasti bisa dilakukan. Tapi tadi malam dalam rapat harian pengurus Partai Persatuan Pembangunan sudah menyatakan bahwa karena Bappilu selesai tugasnya sampai dengan tanggal 20 atau setelah pengumuman hasil rekapitulasi KPU, maka semalam Bappilu sendiri sudah kita bubarkan di Internal PPP," ujar Waketum PPP, Amir Uskara dikutip, Sabtu (23/3/2024).
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Reece James Nggak Pantas Jadi Kapten
Amir menyebut kondisi PPP yang tidak lolos DPR ini tidak bisa disalahkan hanya kepada satu-dua orang. Menurutnya, ini akumulasi dari kerja-kerja seluruh kader.
"Ya saya apapun itu akumulasi dari kerja-kerja seluruh kader. Kita juga tidak boleh menyalahkan satu dua orang. Tapi pasti sekali lagi memang ada penanggungjawab terkait dengan pemenangan ini," ucapnya.
"Tapi sekali lagi saya mengatakan kita tidak ingin saling menyalahkan di internal karena semua yang kita miliki adalah hasil kerja dari kolektivitas Partai Persatuan Pembangunan," lanjut dia.
Sementara itu, nitizen berpendapat, tidak lolosnya PPP ke Senayan karena salah urus. “Partai legend salah urus, terpidana koruptor masih diberikan posisi strategis dan sering wara wiri atas nama partai. Wajar kalau masyarakat tak lagi simpati dan ogah milih PPP,” teriak nitizen di medsos.
PPP Tak Lolos PT
Diberitakan, KPU RI telah menyelesaikan rekapitulasi hasil perolehan suara Pileg 2024. Hasilnya, PPP tidak lolos ambang batas parlemen.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nasional, Rabu (20/3), PPP hanya meraih suara sebanyak 5.878.777 suara (3,87%). Hasilnya, PPP pun tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen.
Berikut total perolehan parpol di 38 provinsi:
1. PKB: 16.115.655 suara (10,61%)
2. Partai Gerindra: 20.071.708 suara (13,22%)
3. PDIP: 25.387.279 suara (16,72%)
4. Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,28%)
5. Partai NasDem: 14.660.516 suara (9,65%)
6. Partai Buruh: 972.910 suara (0,64%)
7. Partai Gelora: 1.281.991 suara (0,84%)
8. PKS: 12.781.353 suara (8,42%)
9. PKN: 326.800 suara (0,21%)
10. Partai Hanura: 1.094.588 suara (0,72%)
11. Partai Garuda: 406.883 suara (0,26%)
12. PAN: 10.984.003 suara (7,23%)
13. PBB: 484.486 suara (0,31%)
14. Partai Demokrat: 11.283.160 suara (7,43%)
15. PSI: 4.260.169 suara (2,80%)
16. Partai Perindo: 1.955.154 suara (1,28%)
17. PPP: 5.878.777 suara (3,87%)
18. Partai Ummat: 642.545 suara (0,42%)