RN - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merubah strategi. Langkah zigzag ini dilakukan PKB untuk Pilkada serentak 2024.
PKB mengaku saat ini partainya tetap mengusung perubahan. Tapi, perubahan itu dalam tataran ide dan bukan koalisi perubahan.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menanggapi soal ada atau tidaknya potensi keberlanjutan Koalisi Perubahan (Nasdem, PKB, PKS) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Jazilul memberikan pandangan bahwa Koalisi Perubahan saat di Pilpres tidak sama jika bekerja sama di tingkat daerah.
BERITA TERKAIT :Waspada, Timses Calon Sebar Duit Saat Minggu Tenang
Sirekap Rawan Bikin Gaduh Pilkada 2024, Waspada Jual Beli Suara
"Ide perubahan saya pikir tetap diinginkan oleh masyarakat. Tapi kalau Koalisi Perubahan itu berbeda dengan ide perubahan," kata Jazilul saat ditemui usai pelepasan mudik di DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).
Ia mengatakan, sejatinya semua daerah pasti menginginkan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Itu semata berbicara soal ide perubahan. Namun, berbeda konteks dalam Koalisi Perubahan di tingkat daerah.
"Biasanya kalau koalisi di tingkat Pilkada itu lebih rumit dibanding koalisi di tingkat pusat. Karena apa? Karena kadang satu kursi menentukan komposisi kelengkapan seseorang itu maju atau tidak. Jadi sangat teknis," tutur dia.
Penjelasan Jazilul menandakan bahwa Koalisi Perubahan cukup sulit untuk melanjutkan koalisi di Pilkada yang bakal berlangsung pada November 2024 mendatang. Sehingga kerjasama dengan Partai Nasdem dan PKS belum dipastikan akan berlanjut usai sengketa Pilpres rampung.
"Tapi PKB akan tetap mengawal ide perubahan, bukan Koalisi Perubahan ya. Ide perubahan agar kebijakan negara yang lebih memperhatikan rakyat, memprioritaskan rakyat itu sampai ke daerah," tegasnya.