Sabtu,  05 October 2024

PPP Jadi Parpol Gurem, Mardiono Cs Kalau Tau Malu Pasti Mundur

RN/NS
PPP Jadi Parpol Gurem, Mardiono Cs Kalau Tau Malu Pasti Mundur

RN - M Mardiono dan jajaran DPP PPP sebaiknya tau malu. Disaat partai gagal ke parlemen, Mardiono hingga kini belum juga mundur. 

Bahkan Mardiono terus menebar angin surga dengan alasan akan memperjuangkan PPP lolos parlemen.

Eks Waketum PPP Zainut Tauhid meminta elite PPP meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatan usai gagal ke parlemen. Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha mengajak semua pihak untuk mengendalikan diri.

BERITA TERKAIT :
Serahkan Surat Dukungan, Ketua DPW PPP DKI: Seluruh Kader Ka’bah di Jakarta Siap Menangkan ‘Rido’
KPU Sudah Ketok Palu, PDIP Juara Dan PPP Cuma Jadi Penonton

"Sebaiknya semua pihak bisa mengendalikan diri dengan cara istigfar dan mengoreksi diri bagi perbaikan PPP ke depan. Tidak kemudian mempertontonkan kepada publik yang berbuntut pada semakin terjadi perpecahan di tubuh PPP," kata Tamliha kepada wartawan, Sabtu (15/6/2024).

Tamliha menilai PPP tidak akan lagi menjadi partai idola bagi kalangan tua hingga milenial, jika terus memunculkan polemik di internal.

"Jika ini terus terjadi, PPP tidak lagi menjadi partai yang menjadi idola bagi kalangan tua, terlebih bagi generasi Z dan generasi milenial," katanya.

Tamliha kembali mengingatkan semua pihak mengoreksi diri demi kebaikan partai. Dia menekankan PPP adalah partai persatuan.

"Wajib dong (mengoreksi diri). Kok namanya Partai Persatuan, malah bertengkar melulu," jelasnya.

Tamliha mengatakan PPP adalah partai terbuka. Sehingga, kata dia, tidak ada figur yang dominan di internal partai.

"PPP saat ini menjadi partai terbuka yang tidak ada figur yang dominan. Kalaupun ada tinggal Hamzah Haz mantan Ketum PPP dua kali dan figur yang 'paling bersih' hingga jadi Wapres. PPP tidak seperti PDIP, Partai Gerindra dan Partai Nasdem yang 'ada pemiliknya'," pungkasnya.

Eks Wakil Ketua Umum PPP Zainut Tauhid Sa'adi sebelumnya mengaku prihatin karena suara PPP dalam pemilihan umum 2024 tidak mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4%. Zainut meminta elite meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatan.

"Sehubungan dengan tidak lolosnya PPP pada ambang batas Pemilu tahun 2024, sebagai orang yang pernah dibesarkan di PPP saya merasa sangat prihatin melihat nasib PPP yang tidak lolos PT dalam Pemilu 2024," kata Zainut dalam keterangan yang diterima, Sabtu (15/6/2024).

"Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya," imbuhnya.