RN - Ahmed Zaki Iskandar harus sadar diri. Mantan Bupati Tangerang ini ternyata tidak layak jual di Jakarta.
Padahal sudah dua tahun lalu, Ketua DPD Golkar DKI ini pasang spanduk dan baliho. Atribut itu disebar dibeberapa ruas jalan Jakarta.
Sayangnya nama Zaki tetap mendem. Kabarnya Zaki hanya kemakan janji manis para pengurus Golkar Jakarta. "Banyak pengurus Golkar DKI yang umbar janji manis tapi hasilnya nol," tegas kader Golkar DKI kepada wartawan, Senin (1/7).
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Hari Tenang, Pramono Dan Ridwan Kamil Jangan Bikin Gaduh
Menurutnya, jangankan untuk maju pilkada, Zaki aja gagal masuk ke DPR karena suara minim saat pencalegan. "Gimana mau menang gubernur, tapi lagi-lagi Zaki cuma dikasih angin surga pemburu jabatan," ucap pria yang biasa mangkal di Cikini ini.
Di Golkar kata dia, banyak petualang politik yang asal ngoceh. "Mereka cuma kejar jabatan, urusan Zaki menang atau kalah dia gak urus itu. Jadi Bang Zaki waspada aja, ini Jakarta bung," bebernya.
Sementara Zaki mengaku sedang mengasah kemampuan akademiknya di bidang ilmu pemerintahan. Ia mengaku kuliah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) pada 2023 lalu.
“Jadi (gelar) doktor saya ini, Doktor Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri,” kata Zaki dikutip Minggu (30/6).
Tidak hanya mempersiapkan di sisi akademik, Zaki juga memiliki pengalaman di bidang manajerial sebagai pemimpin. Dia pernah menjadi Bupati Tangerang dua periode atau 10 tahun dari 2013-2018 dan 2018-2023.
“Jadi background akademik, dan pengalaman Insya Allah mumpuni untuk menjadi birokrat atau pimpinan di Daerah Khsusus Jakarta,” kata Zaki.
Meski begitu, Zaki mengaku masih ada hal yang perlu ditingkatkan. Salah satunya adalah popularitasnya di mata masyarakat Jakarta, sehingga orang mau memilihnya saat Pilkada serentak nanti digelar.
“Masalahnya satu, belum cukup populer di Jakarta, nah itu doang, sama kagak ganjen (rutin) main di medsos. Ini problem (masalah) saya, yang lain mah nggak usah makan pagi, siang, sore dan malam, kesandung batu aja ditongolin di medsos,” kata Zaki.
Zaki menyadari, frekuensi dia bermain medsos memang tidak sebanyak politikus lain, hingga memiliki pengikut (followers) yang cukup banyak. Dibanding bermain medsos, Zaki lebih fokus bekerja menata infrastruktur dan melayani warga Kabupaten Tangerang saat menjadi bupati.
“Namanya orang kerja, apa yang kami kerjakan itulah yang akan menjadi hasil kami. Tanpa kami gembar-gemborkan masyarakat yang pasti akan bercerita,” ungkap Zaki.