RN - Mia Khalifa sudah tobat. Artis film dewasa yang populer pada 2014 ini dikenal sebagai bintang yang selalu membela perjuangan rakyat Gaza, Palestina.
Mia rela dibully dan kena teror akibat membela kemerdekaan Palestina. Dia juga terus menghujat kejamnya PM Israel Benyamin Netanyahu yang telah menewaskan ratusan ribu warga Gaza.
Dalam wawancaranya bersama New York Times, ia menceritakan bagaimana perasaannya usai video miliknya itu mendadak viral serta bagaimana pengaruhnya di dalam kehidupannya.
BERITA TERKAIT :Mia Khalifah Jadi Pelakor Striker Atletico Madrid
Mia ingat betul kala itu masih berusia 21 tahun dan tak begitu paham dengan bagaimana cara kerja industri film dewasa.
"Brand yang aku bangun di awal karier adalah sesuatu yang di luar kontrol ku. Aku menjadi terkenal karena ketidaksengajaan," ungkapnya.
"Aku masuk ke dalam industri film dewasa pada Oktober 2014 dan hanya dalam waktu singkat tiba-tiba saja aku diminta untuk beradegan dalam sebuah video di mana aku adalah seorang wanita arab yang berhijab. Hal itu bertujuan untuk mendukung fakta bahwa aku adalah keturunan Arab dan bisa berbahasa Arab, aku pun mengiyakannya. Tak lama setelahnya, mungkin hanya beberapa jam setelah video itu dirilis badai mulai muncul," paparnya.
Badai yang dimaksud adalah ketenaran yang tak pernah dibayangkan olehnya. Ia menjadi pusat perbincangan, bahkan di kantornya kerap melihat beberapa pegawai membicarakannya dengan berbisik-bisik.
Hal ini ternyata membuat wanita berusia 31 tahun itu merasa tak nyaman dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya itu. Ia memilih untuk menjadi influencer daripada harus menjadi pegawai kembali.
"Saat itu aku sadar bahwa ini tak akan kembali lagi (kehidupan masa lalunya), ini tak akan jadi lebih baik. Aku tak suka ketika rekan kerja wanita di kantorku melihatku dengan cara seperti itu, khususnya aku sama sekali tak nyaman atas pandangan para pria seperti aku adalah seekor hewan di kebun binatang," kenangnya.
"Lalu aku membuka media sosial dan memutuskan untuk menjadi influencer saja dan mungkin saja itu adalah takdir yang harus ku tanggung atas perbuatan yang ku lakukan," tambahnya.
Dampak lainnya yang lebih parah justru terjadi setelahnya. Wanita keturunan Lebanon-Amerika itu malah menjadi sasaran teror hingga diancam dibunuh karena video seksnya tersebut. Mia mengaku jadi sasaran para Islamophobia dan juga ISIS serta organisasi sejenis.
Apalagi setelah namanya berada di jajaran pertama para aktris paling banyak dicari di situs dewasa. Hal ini membuatnya makin ketakutan hingga memutuskan untuk meninggalkan industri tersebut.
"Semua media memberitakan hal itu, semua orang punya opininya masing-masing. Aku sama sekali tak bisa mengontrol pandangan orang terhadapku dan reputasiku. Aku merasa begitu hancur dan seperti gadis murahan yang bisa kalian nikmati dalam (kualitas) 4K," pungkasnya.