Kamis,  21 November 2024

Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih? 

RN/NS
Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih? 
Menteri dan Wamen LH bersihkan Kali Cipinang.

RN - Kali Cipinang ternyata menjadi tempat pembuangan tinja ilegal. Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq hanya bisa geleng kepala.

Hanif Faisol Nurofiq yang turun langsung membersihkan kali kaget melihat kondisi kali. Gebrakan untuk mengatasi pencemaran sungai pun dimulai dengan Aksi Bersih Sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipinang, pada Jumat (1/11/2024).

Hanif Faisol Nurofiq didampingi Wakil Menteri LH Diaz Faisal Malik. Pada Aksi Bersih Sungai hari ini, terkumpul sampah seberat 2.342,24 kg yang dari tujuh segmen sungai Cipinang di wilayah belakang kantor KLH. 

BERITA TERKAIT :
Upah Lembur Belum Dibayar, Sejumlah PHL Paljaya Ngadu ke JAKI

Pembersihan ini mencakup area sepanjang kurang lebih 1 km dan diikuti oleh 717 peserta yang terdiri dari KLH, UPK Badan Air, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Dinas Lingkungan Hidup DKI, serta warga sekitar.

"Kegiatan kita pagi ini untuk memberikan contoh, hanya sedikit saja tadi sambil berolahraga, tetapi sebetulnya masalah utamanya panjang. Banyak tantangan yang harus kita bangun disini untuk menyelesaikannya. Terima kasih juga teman-teman media hadir disini untuk meresonansi apa yang kita lakukan bersama pagi ini," ujar Menteri LH Hanif dalam keterangan pers kepada media.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak termasuk K/L terkait, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sektor swasta, komunitas lingkungan, serta masyarakat luas.

Pada kesempatan tersebut, Menteri LH Hanif mengajak semua pihak untuk meningkatkan lagi kebersamaan, khususnya dalam menangani persoalan lingkungan di Jakarta. Jakarta dengan 11,4 juta penduduknya, diungkapkan Menteri LH Hanif merupakan kota dengan beban lingkungan yang cukup berat.

"Dari tiga indikator IKLH Jakarta yaitu indeks kualitas air, indeks kualitas udara, dan indeks tutupan lahan, ketiganya sangat memprihatinkan. Kita harus mampu memperkuat ketahanan Jakarta pada aspek lingkungannya," ujarnya.