RN - Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Willy Prakarsa mengapresiasi serta mendukung gebrakan Polri Presisi sikat dan basmi judi online (Judol).
Judol (judi online) telah banyak menelan korban, dilarang oleh hukum juga diharamkan oleh Agama.
“Namun anehnya para pengikut kaum atau Bani Fufufafa tidak lakukan demonstrasi besar-besaran dukung Polri gunakan kata "Allahu Akbar", padahal sejatinya inilah gerakan kaum Agamis yang sesungguhnya untuk Amar Ma'ruf Nahi Munkar,” ujar Willy Prakarsa, Selasa (12/11/2024).
BERITA TERKAIT :Beking Judi Online, Pegawai Komdigi Beli Jam Rp 2,6 Miliar
Pilkada Jabar Disusupi Judi Online, KPU Gimana Nih?
Willy menambahkan, jangan-jangan mereka adalah oknum yang menggunakan selimut dari uang judi online (judol) tersebut.
“Hal ini, Kami (JARI’98) mengajak Publik dan Netizen pertanyakan hal itu kepada para oknum-oknum berjubah tersebut. Kenapa mereka tidak mendukung upaya gebrakan Polri Presisi dan mengapresiasinya,” tegas Willy
Dijelaskannya, judi online (Judol) adalah Sumber Penyakit dan Malapetaka. Menangnya bikin ketagihan dan kalahnya bikin penasaran.
“Dampak judi online berupa kekalahan tidak sedikit orang yang frustasi lalu lakukan bunuh diri. Ironisnya uang yang seharusnya dipakai peredarannya di Indonesia kini banyak terparkir di Luar Negeri. Coba kalau uang hasil kejahatan tersebut ada di Indonesia, mungkin bisa dipakai untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang katanya saat ini terjadi deflasi,” beber Willy.
Selanjutnya Willy mengungkapkan bahwa dirinya menonton dan menyaksikan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI yang dihadiri oleh Pak Kapolri dan seluruh Kapolda.
“Pak Kapolri berani menyatakan kata 'Siap Mundur' kalau terlibat, begitu juga bila ada anggotanya yang terlibat harus rela mundur termasuk Kapolda dan Kesatwilnya harus bertanggung jawab”.
“Sebuah statement menarik, ucapan dari sorot mata Kejujuran bahwasanya kita menangkap Pak Kapolri Jend Pol Drs Listyo Sigit Prabowo,Msi adalah Orang yang Jujur,Terbuka dan Setia untuk Bangsa dan Negara,” tukas Willy.
Sedangkan kondisi saat ini, sorot pemberitaan judi online dikaitkan dengan eks Menkominfo yang sekarang ini menjabat sebagai Menteri Koperasi Budi Arie.
“Saya dan kawan-kawan JARI’98 lakukan monitoring, hasilnya yang bersangkutan terlihat cukup kooperatif dan objektif. Bahkan menyatakan diri siap perangi judi online di garda terdepan,” imbuh Willy.
Willy menegaskan, hukum perlukan bukti bukan berdasarkan asumsi. Budi Arie dalam statementnya juga siap untuk diperiksa asalkan ada pelapor dan saksi-saksi, bukan asal ngomong.
“Jangan-jangan sebenarnya ini ada dalang intelektualnya yang mainkan isu soal judi online ini. Perlu didalami. Saya menyimpulkan,sudah saatnya kita bersama bantu dan menyatu sukseskan Program Pemerintahan Prabowo-Gibran dan saatnya kita bekerja dan bersatu”.
“Kalau sebatas mainkan isu in dan itu, lalu kapan kita akan bekerja nafkahi keluarga di rumah? Sebagai Rakyat Indonesia kita harus perkuat dan jalin Persatuan dan Kesatuan, cuma itu modal dasar kita untuk bangkit dari segala keterpurukan,” tandas Willy.