RN - Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) disebabkan banyaknya limpahan dukungan. Sebut saja ‘Anak Abah’, ‘Ahokers’ dan Jakmania.
Anak Abah adalah barisan para loyalis mantan Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan. ‘Ahokers’, barisan pendukung mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahjapurnama, alias Ahok.
Sedangkan Jakmania adalah suporter dari Persija. “Mengenai kontribusi, dari partai pendukung, ormas-ormas, dan juga Anak Abah, dan Ahokers, tentunya semuanya punya kontribusi. Karena tidak mungkin saya, dan Bang Doel (Rano) bisa mendapatkan 50,07 persen, tanpa dukungan-dukungan itu,” kata Pramono di kediamannya di Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (28/11/2024).
BERITA TERKAIT :PKS Kasih Selamat Ke Anies Bawa Pramono Jadi Gubernur DKI, Mulyono Gak Laku Dong?
Pramono mengakui popularitas maupun elektabilitas dirinya dalam Pilkada Jakarta terbilang rendah. Bahkan, kata Pramono, saat awal-awal penunjukkannnya oleh PDI Perjuangan untuk disorongkan menjadi cagub dalam Pilkada Jakarta, pada Agustus 2024 lalu, tak ada yang menilainya sebagai pesaing berat.
Dari banyak survei, kata Pramono mengungkapkan, menempatkan elektabilitasnya boncos di bawah nol persen. “Semua pasti ingat ketika 28 Agustus (2024) tepat tiga bulan lalu, survei saya di Charta Politika itu 0,1 persen. Hanya 0,1 persen,” kata Pramono.
Adanya Rano sebagai cawagub, memang memengaruhi elektabilitas bersama paslon 03 itu. Hal tersebut mengingat Rano, bukan cuma seorang politikus sesama di PDI Perjuangan, namun juga publik figur yang selama ini populer dengan perannya sebagai Si Doel dalam layar kaca legendaris Si Doel Anak Sekolahan, dan Si Doel Anak Betawi.
Akan tetapi, kata Pramono, reputasi dan elektabilitas Pramono - Rano itu, pun berat ditanjakan. Karena itu, kerja keras untuk menggerakkan motor partai, pun relawan-relawan menjadi satu-satunya cara untuk kontestasi Pilkada Jakarta.
Dan tentu saja, kerja keras perangkulan para ikon Jakarta menjadi potensi pemenangan. Sebab itu Pramono percaya, barisan ‘Anak Abah’ yang dirangkul melalui Anie Baswedan, dan para ‘Ahokers’ yang merupakan barisan pendukung Basuki Purnama turut menentukan hasil.
“Sehingga kalau hari ini kami memperoleh 50,07 persen, saya meyakini ini karena kerja keras semuanya. Tetapi saya juga menyampaikan bahwa, kita tidak ada yang mendominasi dari apapun untuk memenangkan pertarungan ini. Dan yang sebenarnya mendominasi adalah warga Jakarta. Karena kemenangan ini adalah kemenangan warga Jakarta,” kata Pramono.
Pada Kamis (28/11/2024) Pramono-Rano mendeklarasikan kemanangannya dalam Pilkada Jakarta 2024. Pasangan nomor urut 03 itu mengeklaim kemenangan satu putaran dengan perolehan suara 50,07 persen atau sebanyak 2.183.577 suara.
“Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur dan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh warga Jakarta yang telah memberikan hak pilihnya, kami bisa menyampaikan, mendeklarasikan bahwa pasangan calon nomor 03, Mas Pram dan Bang Doel (Rano) telah memenangkan kontestasi Pemilihan Gubernur Jakarta dalam satu putaran dengan perolehan suara 50,07 persen,” kata Pramono.
Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Lies Hartono alias Cak Lontong melanjutkan, dari rekapitulasi formulir C-1, dan real count KPUD Jakarta hasilnya sebetulnya tak jauh beda dengan perolehan suara versi quick count yang sudah berlangsung sejak pencoblosan, Rabu (27/11/2024) kemarin.
Menurut Cak Lontong, dari data internal yang didapatkannya, pasangan nomor urut 01 Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) memperoleh 1.718.408 atau sekitar 39,40 persen. Sedangkan paslon 02 dari jalur independen, yakni Dharma Pongrekun - Kun Wardana memperoleh 10,53 persen suara, atau sebanyak 459.283 suara.
Paslon 03 Pramono - Rano, memperoleh suara mayoritas, lebih dari sepuluh persen ketimbang dua pasangan rival tersebut.
“Dan berkat Allah subhana wataala, Pilkada DKI Jakarta berjalan satu putaran untuk kemenangan paslon 03, Mas Pram dan Bang Doel,” kata Cak Lontong.