Rabu,  04 December 2024

Hujan Badai Ancam Nataru, Jangan Liburan Ke Pantai Ya?

RN/NS
Hujan Badai Ancam Nataru, Jangan Liburan Ke Pantai Ya?
Liburan Nataru 2024/2025.

RN - Jika Anda ingin liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru sebaiknya tidak ke pantai. Sebab, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gerombolan awan hujan terdeteksi akan melewati wilayah Indonesia. 

Hal ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Diketahui, setiap Nataru ada sekitar 110,67 juta orang diprediksi melakukan perjalanan. 

Berdasarkan hasil survei, warga yang liburan saat Nataru paling banyak pusat tujuannya di pantai 60 persen, bukit atau pegunungan 40 persen dan lainnya 10 persen. 

BERITA TERKAIT :
Lawrence Wong Kena COVID-19, Yang MMau Liburan Ke Singapura Waspada

“Gerombolan awan sudah terdeteksi akan melewati Indonesia. Dampaknya adalah peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra yang saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Peningkatan ini diprediksi akan semakin intensif pada periode 20 hingga 26 Desember 2024,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari laman resmi BMKG, Senin (2/12/2024).

Hal ini diutarakannya saat melakukan kunjungan ke kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membahas persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda pada akhir tahun ini. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, beserta jajaran terkait.

Dalam pertemuan tersebut, Dwikorita menekankan pentingnya kolaborasi antara BMKG dan Kementerian PU guna menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

Dia juga menambahkan, bahwa pihaknya telah mengidentifikasi tiga isu utama yang menjadi fokus perhatian khususnya menjelang libur akhir tahun, yaitu antisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, kewaspadaan terhadap ancaman banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta penguatan upaya mitigasi bencana yang terintegrasi.

Menurutnya, faktor dinamika atmosfer seperti gelombang ekuator dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) turut memengaruhi potensi cuaca ekstrem tersebut.

Dia pun berharap, dengan informasi yang telah disampaikan, Kementerian PU dapat memanfaatkannya untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

“Langkah antisipasi sangat penting untuk memastikan infrastruktur tetap kokoh menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” imbuhnya.