RN - Nasib warga Rorotan, Jakarta Utara apes. Mereka tidak seberuntung warga Bantar Gebang, Kota Bekasi yang mendapatkan duit kompensasi bau sampah.
Diketahui, Pemprov Jakarta tidak memberikan duit kompenasasi ke warga imbas dari pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan.
"Kami cuma dapat baunya. Bau sampah bikin sesak nafas," keluh warga sekitar Rorotan, Rabu (19/2).
BERITA TERKAIT :Menteri LH Disuruh Benahi Sampah, Di Depok Overload Dan Bau Busuk
Lulusan SD Bisa Jadi PPSU, Pramono Langsung Tancap Gas Jakarta Menyala
Warga berharap ada perhatian dari pemprov akibat dampak bau. "Kalau sakit, apakah mereka mau tanggung jawab," ucapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan tidak ada kompensasi yang diberikan kepada warga di sekitar lokasi pabrik pengolahan sampah RDF Plant di Rorotan.
"Tidak ada (kompensasi yang diberikan seperti di Bantar Gebang)," kata Asep di Jakarta, Selasa (18/2).
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta setiap tahunnya menganggarkan kompensasi atas bau sampah yang ditimbulkan bagi warga yang tinggal di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Besaran uang bau dari TPST Bantar Gebang 2023 diketahui mencapai Rp400.000 per bulan. Kompensasi ini dibayarkan setiap tiga bulan sekali atau jika diakumulasikan sebesar Rp1,2 juta, dengan jumlah penerima sebesar 24.000 keluarga di empat kelurahan.
Namun, Asep mengatakan warga yang tinggal di sekitar Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara tidak mendapatkan kompensasi serupa seperti warga di sekitar TPST Bantar Gebang.
Sebab, kata Asep, bau yang kemarin dikeluhkan warga hanya bersifat sementara yang disebabkan karena belum sempurnanya beberapa fungsi dan fasilitas di RDF Plant Rorotan.
Namun, bau yang dirasakan warga sekitar saat pra-pengujian sistem dan alat pada akhir pekan lalu sudah dapat diatasi.
Sebelumnya, Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi Angga Bagus mengatakan, seluruh sistem pengendalian bau sudah disempurnakan dan siap beroperasi optimal untuk memastikan RDF Plant berjalan tanpa dampak negatif bagi warga sekitar pabrik.
Dia menjelaskan bau yang sempat muncul disebabkan pengaturan unit Advanced Oxidation Process (AOP) atau proses oksidasi pada deodorizer (penghilang bau) belum beroperasi penuh.
Namun, saat ini, seluruh sistem telah berjalan sempurna dan siap beroperasi secara optimal. Angga memastikan kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang.
Sementara itu anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau meminta pengelola pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refused Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan mengevaluasi penyebab kebocoran yang mengakibatkan bau tidak sedap ke lingkungan warga.
"Seharusnya, pengelola memastikan kesiapan operasional RDF Plant Rorotan terlebih dahulu sebelum menerima sampah pertama untuk didaur ulang. Sehingga, kemungkinan terjadinya masalah seperti ini bisa ditekan sekecil-kecilnya," kata Bun di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Kebocoran bau sampah yang terjadi di RDF Plant Rorotan merupakan masalah yang serius karena mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sekitarnya.
Bun menilai infrastruktur sensitif seperti RDF Plant Rorotan seharusnya siap berfungsi secara optimal terlebih dahulu.
"Warga telah merasakan dampaknya. Oleh karena itu, pengelola harus meninjau betul kebocoran bau sampah yang terjadi kemarin," kata dia.
Ia mengatakan RDF Plant Rorotan merupakan infrastruktur yang penting dilihat dalam kapasitasnya mengolah 2.500 ton sampah per hari yang dihasilkan oleh Jakarta.
Untuk itu, pengelola kata Bun, harus mempercepat proses penyetelan dari alat-alat yang ada, termasuk peralatan pengendali bau supaya aroma tidak sedap yang muncul dari tumpukan sampah tidak sampai menyebar keluar dan mengganggu warga.
Bun mengkhawatirkan kesehatan warga kalau masalah ini terjadi lagi di kemudian hari.
"Pengelola harus memprioritaskan kesehatan warga dalam menjalankan tugas mereka di RDF Plant Rorotan. Jangan sampai kelengahan dalam menangani bau sampah mengakibatkan warga di sekitarnya mengalami penyakit, seperti sesak napas karena aroma tak sedap yang mereka hirup," katanya.