Selasa,  24 June 2025

Udara Jakarta Beracun Dampak Asap Pabrik, Peleburan Logam Di Banten Biang Kerok  

RN/NS
Udara Jakarta Beracun Dampak Asap Pabrik, Peleburan Logam Di Banten Biang Kerok  

RN - Polusi udara beracun. Kualitas udara Jakarta buruk terjadi hampir setiap hari.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir sering mencapai polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 60 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

BERITA TERKAIT :
Jalan Berliku Tiang Monorel, Pram Koordinasi Ke Kejati DKI Agar Tak Jadi Jebakan Batman

AQI Jakarta bervariasi, tetapi seringkali berada di atas angka 100, yang masuk kategori tidak sehat. PM2.5 adalah polutan utama yang berkontribusi pada kualitas udara buruk di Jakarta. 

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengapresiasi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq yang menyegel dua pabrik peleburan logam di Kabupaten Serang, Banten. Pramono melihat polusi di Jakarta menurun.

"Saya memberikan apresiasi sungguh-sungguh kepada Bapak Menteri Lingkungan Hidup yang ada 2-3 pabrik yang ditutup kemarin. Kalau dilihat satu minggu terakhir ini, Jakarta polusinya mengalami penurunan yang signifikan," ujar Pramono saat meninjau Taman Hutan Kota Srengreng, Jakata Barat, Senin (23/6/2025).

Pramono menerangkan polusi di Jakarta penyebab utamanya disebabkan pembangkit listrik. Dia melanjutkan polusi udara di Jakarta juga karena ada pabrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.

"Ya, dengan tadi tentunya tidak bisa secara keseluruhan memperbaiki Jakarta. Karena polusi di Jakarta paling utama itu disebabkan oleh pembangkit listrik ataupun industri-industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya," kata Pramono.

Diberitakan sebelumnya, Hanif Faisol Nurofiq menyegel dua pabrik peleburan logam di Kabupaten Serang, Banten. Kedua pabrik tersebut diduga telah mencemari dan menyebabkan polusi udara di kawasan Jabodetabek.

Dari keterangan Kementerian LH, Hanif menyegel dua pabrik itu pada Selasa (10/6) malam. Lokasi pertama adalah PT Jaya Abadi Steel di Desa Beberan, Ciruas. Pabrik tersebut dinilai mengeluarkan emisi pekat dalam volume besar tanpa pengelolaan memadai.

Lokasi kedua adalah PT Luckione Environment Science Indonesia di Kawasan Industri Modern, Cikande. Pabrik ini telah direkomendasikan untuk proses hukum pada 2023, tapi tidak ditindaklanjuti. Pada 4 Juni 2025, drone KLH menangkap citra emisi dari cerobong yang diduga melampaui baku mutu udara.

Selain menyegel, KLH mengambil sampel udara dan limbah untuk dianalisis forensik lingkungan. Selain pelanggaran emisi, ditemukan juga praktik dumping limbah B3 secara ilegal.

Sementara itu, Deputi Gakkum KLH Irjen Rizal Irawan menemukan dugaan unsur pidana lingkungan hidup dalam kasus tersebut.

"Ini bukan pelanggaran ringan. KLH/BPLH akan terus bertindak terhadap industri-industri yang membahayakan kesehatan dan lingkungan," kata Rizal.