Minggu,  15 June 2025

Kelakuan Hakim Dibeber, Tempel Stiker Di Mobil Hingga Karaoke Dan Ketuk Pintu Buru Jabatan 

RN/NS
Kelakuan Hakim Dibeber, Tempel Stiker Di Mobil Hingga Karaoke Dan Ketuk Pintu Buru Jabatan 
Ilustrasi

RN - Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto buka-bukaan. Kata dia, hakim harus bermoral dan menjaga wibawa. 

Gaya-gaya hedon seperti karaoke, tempel stiker di mobil dengan tulisan hakim hingga ketuk pintu ke ruangan atasan demi jabatan tidak boleh lagi terjadi. 

Sunarto mengatakan kebiasaan mengetuk pintu atasan dan membawa kue demi bisa mendapatkan kenaikan jabatan. "Seorang hakim berprestasi pasti bakal mendapat ganjaran yang lebih. Kalau Tuhan menghendaki jadi Ketua Mahkamah Agung, jadi," tegasnya.

BERITA TERKAIT :
PPDB Rawan Suap, Istilah Wani Piro Marak 

Hakim kata Sunarto juga dilarang hidup bermewah-mewahan. Dia tak ingin melihat hakim-hakim yang memamerkan jabatannya di hadapan publik.

"Nanti kalau ada kesempatan punya mobil, jangan ditempel stiker hakim-hakim. Kaca depan hakim, samping hakim, belakang hakim. Jabatan Saudara tidak perlu dipamerkan, tapi perlu dinikmati oleh semua pihak, termasuk diri saudara. Kalau dipamerkan, berisiko," kata Sunarto.

Sunarto mengaku tak ingin mendengar ada hakim yang memanfaatkan jabatannya demi lolos dari hukuman, bahkan untuk pelanggaran lalu lintas. Dia menegaskan jabatan hakim itu harus disembunyikan, bukan sebaliknya.

"Ada tahu para pihak yang beperkara, baru pakai motor, apa, Mio, kanan-kiri stiker hakim, biar polisi tidak menangkap. Tidak boleh. Tidak boleh. Ada mobil, gantungannya di dalam itu, di kaca spion depan, kasih tulisan hakim. Ke mana-mana baju tulisan hakim, ke pasar. Ke pasar, ke toko, hakim, main tenis, tulisan hakim lagi. Ini jabatan yang tersembunyi. Jangan ditonjol-tonjolkan," ungkap dia.

Dia menyebutkan biasanya akan ada saja yang menggoda hakim dengan iming-iming bayaran yang lebih tinggi dari gaji yang didapatnya. Godaan akan makin kuat karena dorongan dari diri sendiri atau orang terdekat.

"Pak, ini ada Rp 50 juta. Itu kan gaji saya satu bulan. Pak, ini ada 100, Pak. Nah, itu gaji saya dua bulan setengah, ditawari lagi Rp 1 M, ini berapa bulan? Tahun ini, dua tahun setengah. Ya, mulai sehari dua hari, tahan godaan. Satu bulan, dua bulan, tahan godaan. Setahun, dua tahun, tahan godaan. Berikutnya, apalagi yang menggoda adalah pasangan kita. Anak kita, orang tua kita, famili kita. Pak, anak kita ini lho, Pak, sakit. Ini operasi lagi. Mudah-mudahan tidak terjadi," kata dia.

Lebih lanjut, Sunarto mewanti-wanti para hakim yang baru saja dilantik untuk menjaga sikap. Dia mengingatkan ada sanksi bila hakim tak menjaga sikapnya.

"Ingat, ini pilihan saudara sendiri. Kalau saudara bebas mau ke karaoke, mau ke diskotek silakan. Tapi usia jabatan saudara insyaallah tidak akan panjang," ujar Sunarto.

Sunarto menerangkan menjadi hakim berarti siap dengan ketidakbebasan. Selain sikap, integritas perlu dijaga, apalagi hakim kerap disebut sebagai wakil Tuhan.

"Saudara pegang palu demi keadilan, demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, mengatasnamakan Tuhan. Jangan diganti demi keadilan berdasarkan keuangan yang maha kuasa," jelasnya.

"Jangan seenaknya, yang perempuan pakai daster ke pasar, pakai sepeda motor. Yang laki-laki, lagi musim, pakai celana pendek, makan di luar tidak pantas sebagai seorang hakim, wakil Tuhan makan di warung kopi, pakai celana pendek, pakai kaus oblong, belum mandi lagi," ungkapnya.

Menurutnya, berpenampilan pantas bukan berarti bermewah-mewahan. Sunarto meminta para hakim meresapi hal tersebut.

"Ini penting, benar jangan sampai terjadi, Bapak-Ibu sekalian jaga marwahnya. Berubah keluar rumah pakai baju yang pantas tidak mesti mewah, tapi yang pantas tidak mesti mahal, tapi yang layak itu saya minta," tegasnya.

#Hakim   #Suap   #KetuaMA