.png)
RN - Pelaksanaan SEA Games di Thailand yang akan berlangsung pada bulan Desember 2025 tanda tanya. Bahkan perhelatan adu gengsi atlet dari berbagai negara itu terancam gelap.
Penyababnya adalah perang antara Thailand dan Kamboja. Pertempuran kedua negara tetangga ini terus meningkat.
Diketahui, Indonesia lewat Kemenpora sudah menggelar pelatihan nasional (pelatnas). Indonesia berencana mengirim 1.548 atlet. Indonesia bakal menjadi negara ketiga dengan atlet paling banyak jika jumlahnya tak berubah.
Diketahui, Thailand dan Kamboja sama-sama mengklaim membela kedaulatan negara. Hingga berita ini diturunkan sudah puluhan warga sipil menjadi korban.
SEA Games tahun ini yang akan digelar di Thailand adalah pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara yang ke-33, namun terancam gagal digelar karena perang yang melibatkan dua negara jiran.
Jika SEA Games 2025 tetap digelar, maka suasana dikhawatirkan bakal tegang. Risiko politik dan keamanan juga bakal muncul lantaran kehadiran atlet-atlet Kamboja ke Thailand.
Di dalam koridor olahraga, pertikaian antara Thailand dan Kamboja juga muncul berupa kontroversi beladiri Muay Thai dan Kun Khmer. Olahraga tersebut terlihat serupa, namun berbeda asal. Kedua negara mengaku sebagai pemilik asal-usul olahraga combat itu.
Dalam beberapa kesempatan, perang mengganggu acara olahraga. Seperti ketika Rusia dilarang tampil dalam Olimpiade 2024 karena konflik dengan Ukraina. Begitu pula dengan larangan Yugoslavia tampil di Piala Dunia 1994 lantaran perang Balkan.
Bahkan Perang Dunia I dan II membuat Olimpiade dan Piala Dunia ditangguhkan.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Thailand soal pembatalan atau penundaan SEA Games 2025. Selain menjadi tuan rumah SEA Games 2025, Thailand juga menjadi tuan rumah Kejuaraan Voli Putri Dunia 2025 pada Agustus, dan Grand Prix Taekwondo 2025 pada September.
Thailand Ngamuk, Kamboja Nyerah & Angkat Bendera Putih?
