RN - Pembangunan Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, awalnya diharapkan bisa menjadi solusi persoalan sampah di Jakarta.
Namun kini, kehadiran pengolahan sampah itu justru menimbulkan permasalahan baru. Dua kali uji coba pengoperasian RDF Rorotan menuai protes dari masyarakat sekitar.
Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD), Victor Irianto Napitupulu menilai, sengkarut masalah RDF Rorotan berawal dari penunjukan PT ASIANA sebagai Subkon Pekerjaan Utama dari WIKA.
BERITA TERKAIT :Udara Jakarta Terburuk, Kadis DLH Asep Kuswanto Letoy?
“Dari situ, kuat dugaan saya perencanaan awal tidak sesuai lagi dengan kontrak,” ujar Victor
Selanjutnya Victor mempertanyakan pihak Inspektorat DKI Jakarta yang belum juga melakukan evaluasi.
“Apa RDF Plant Rorotan sudah sesuai dengan KAK (dipermasalahan teknologi), atau belum. Kalau belum, harusnya Mas Pram berani meminta BPK RI Perwakilan DKI Jakarta melakukan Investigasi Audit RDF Rorotan,” saran Victor.
Pramono Diminta Perintah BPKP Audit Investigasi
Setelah itu, tambah Victor, Pramono Anung sebagai Gubernur DKI Jakarta meminta unit Investigasi BPKP DKI melakukan Probity Audit tentang RDF Rorotan. “Bila kedua hal di atas jalan, pasti pihak Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta akan evaluasi RDF Rorotan secara menyeluruh,” tegasnya.
Sementara itu, isu yang berhembus kencang di Balai Kota dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebutkan, penunjukkan PT ASIANA sebagai Subkon Pekerjaan Utama RDF Rorotan patut diduga karena perusahaan tersebut merupakan penampungan ASN DLH yang sudah pensiun.
“Padahal track record PT ASIANA sebenarnya kurang bagus, beberapa proyek saringan sampahnya juga diberitakan kerap bermasalah,” ujar sumber yang namanya enggan dituliskan.
Sebelumnya diberitakan, pada uji coba pertama sekitar Maret hingga April 2025, pengolahan sampah di RDF Rorotan menimbulkan polusi udara. Ketika itu, sekitar 30 anak sakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan infeksi mata. Kemudian, uji coba kedua dilakukan sekitar 3 hingga 31 Oktober 2025 yang juga diprotes warga karena kembali mendatangkan bau menyengat.
Akibat bau itu puluhan anak di Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur, yang lokasinya berjarak sekitar 800 meter dari RDF Rorotan sakit.
“Ujungnya korban dari anak-anak terus berjatuhan per hari ini sudah 23 anak, ini baru dari klaster kami, belum dari wilayah lain.Hari ini sejumlah RT akan berkumpul di sini, kita akan menghitung nih, berapa sih jumlah anak yang terdampak, saya rasa bisa lebih dari 100 anak," ujar Ketua RT 18, RW 14, Klaster Shinano, JGC, Jakarta Timur, Wahyu Andre, dikutip dar laman Kompas.com, Selasa (4/11/2025).