RN - Rencana penghapusan nol pada rupiah mulai digarap. Sebelumnya penghapusan nol kembali riuh.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya mengaku redenominasi rupiah sedang dikaji. Rencananya Rp 1.000 menjadi 1 rupiah.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Arif Satria mengatakan, lembaganya siap menyusun kajian dan rekomendasi terkait rencana redenominasi rupiah. Menurut dia, kajian tersebut akan melibatkan peneliti BRIN di bidang ekonomi sebagai masukan bagi Bank Indonesia (BI).
BERITA TERKAIT :Purbaya Tolak Legalkan Thrifting demi Hadang Impor Ilegal
"Tentu tidak hari ini kita memberikan masukan ya. Tapi nanti tim peneliti kita dalam bidang ekonomi ya, kita akan segera panggil untuk bisa melakukan kajian dan rekomendasi yang selanjutnya bisa menjadi salah satu bahan bagi Bank Indonesia," kata Arif ditemui usai rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/11/2025).
Arif mengaku, sempat bertemu dengan Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam ratas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto tersebut. Namun, ia mengaku tidak membahas secara spesifik isu redenominasi.
Selain itu, Arif Satria mengungkapkan, BRIN berencana membentuk Pusat Penelitian Perikanan Tangkap sebagai bagian dari upaya meningkatkan produksi protein nasional. Rencana tersebut disampaikan Arif usai melaporkan perkembangan riset dan hilirisasi inovasi kepada Presiden Prabowo.
"Saat ini memang di BRIN belum ada pusat penelitian perikanan tangkap. Insyaallah kami akan segera membentuk Pusat Penelitian Perikanan Tangkap untuk bisa menunjang target peningkatan produksi untuk protein ini," kata Arif.
Dia menjelaskan, Presiden Prabowo memberi perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan protein nasional yang tidak hanya meliputi beras dan jagung, tetapi juga daging, ayam, telur, sapi, serta hasil perikanan. RI 1 menyebut kebutuhan pangan seperti jagung dan beras relatif telah mencapai target nasional.
Namun, kebutuhan protein seperti ayam, telur, sapi maupun perikanan harus terus ditingkatkan. Arif mengatakan, budidaya laut dan darat perlu terus digenjot untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.
"Sehingga budidaya laut, budidaya darat ini harus terus digenjot untuk bisa memenuhi kebutuhan domestik, juga memenuhi kebutuhan ekspor, dan yang penting lagi adalah perikanan tangkap," ucap Arif.
Selain itu, Arif mengungkapkn, Presiden Prabowo meminta BRIN memperkuat percepatan hilirisasi inovasi, termasuk kolaborasi strategis dengan kementerian dan Danantara serta Agrinas. Bahkan, Prabowo memberikan arahan khusus mengenai kemitraan strategis antara BRIN dan Agrinas.
"Agrinas adalah partner yang harus benar-benar menjadi mitra dalam hilirisasi, inovasi maupun riset. Sehingga Agrinas Palma, Agrinas Pangan, Agrinas Jaladri ini bisa mendapatkan teknologi terkini untuk meningkatkan produksi pangan. Karena bagi Bapak Presiden, masalah swasembada pangan itu sesuatu yang harus benar-benar diwujudkan," ungkap Arif.