RADAR NONSTOP - Semburan Gunung Agung tidak menjadi pusat perhatian. Abu vulkanik itu nyembur dengan tinggi kolom teramati 3.000 meter di atas puncak gunung.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Agung, erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 1 menit 22 detik.
Lontaran abu terjadi sekitar 2500-3000 meter ke segala arah. Seperti diketahui, banyak pejabat di kementerian saat ini konsen pada pemilu. Biasanya, reaksi Gunung Agung menajdi pusat perhatian karena bisa mengganggu penerbangan di Bali.
BERITA TERKAIT :Reformasi Sistem Ketahanan Bencana Atau Bangsa Ini Selalu Rentan!
Gunung Anak Krakatau Berstatus Siaga, 10 Barang Ini Wajib Disiapkan Buat Jaga-jaga, Apa Saja?
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.