Kamis,  02 May 2024

Cuitan Mistik Istana Negara dan Purworejo Yang Bikin Heboh

NS/RN/DTC
Cuitan Mistik Istana Negara dan  Purworejo Yang  Bikin Heboh

RADAR NONSTOP - Heboh ciutan soal mistik di Istana Negara. Musni Umar, seorang sosiolog menyatakan masyarakat Indonesia masih meyakini ada keterkaitan politik dan klenik. 

Cuitan yang dimaksud yaitu yang ia tulis pada 7 Mei 2019 yang berbunyi:

Saya dikontak Kunto dari Jawa Timur. Dia kenal saya dari medos. Katanya Bung Karno kuat punya pulung. Pak Harto kuat yang punya pulung Ibu Tien. Gus Dur, Ibu Mega tidak punya pulung, maka lemah. Kalau ibu Ani wafat, SBY dan PD hancur. Jokowi Pitulungan. Sekarang sedang perang ilmu gaib untuk pertahankan Jokowi.

BERITA TERKAIT :
Tercatat Sebagai Komisaris PT RBT, Aktivis Pro Prabowo Desak Kejagung Tetapkan Anggraeni Jadi Tersangka
PPP Sambangi Markas PSI, Bahas Pilkada Jakarta?

Cuitannya pun bikin heboh dunia maya. Belakangan, ia memilih meminta maaf atas cuitannya tersebut. Namun, ia punya dalih sendiri mengapa menulis cuitan tersebut.

"Saya melihat ada fakta, fenomena sosial di masyarakat ada yang mempercayai hal-hal seperti itu," ucap Musni.

Di Purworejo, Jawa Tengah dikenal petilasan Ratu Diyah Ayu Roro Wetan atau Eyang Ratu Agung Bagelen yang terletak di Dusun Bagelen, Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen. Jelang Pemilu 2019 lalu, petilasan itu ramai dikunjungi caleg.

Juru kunci makam, Sarwoto mengaku kedatangan tamu para caleg baik dari Purworejo maupun luar Purworejo. Mereka sowan ke tempat tersebut tak lain karena ingin memohon doa restu kepada Kanjeng Nyai Bagelen agar bisa terpilih menjadi wakil rakyat.

"Pas Pilkades kemarin juga banyak yang ke sini, terus akhir-akhir ini caleg-caleg juga pada ke sini. Datangnya nggak tentu, ada yang pagi, siang, sore bahkan malam. Intinya ya minta agar nanti bisa terpilih jadi anggota dewan. Bukan hanya dari Purworejo malah, ada yang dari Yogya, Magelang, Wonosobo, Jakarta dan kemarin malah ada yang dari Lampung," imbuh Sarwoto.

Adapun di Gunung Kidul, dikenal sebuah petilasan peninggalan dinasti Mataram yaitu Pertapaan Kembang Lampir sendiri terletak Dusun Blimbing, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Untuk mencapai tempat pertapaan itu kurang lebih memerlukan waktu sekitar 20 menit, mengingat jarak tempuhnya sejauh 17 kilometer dari Kota Wonosari.