Sabtu,  23 November 2024

Warga Masih Trauma

Gempa Bali Sampai Lombok, Rumah Hancur dan Ikan Mati Mendadak 

NS/RN
Gempa Bali Sampai Lombok, Rumah Hancur dan Ikan Mati Mendadak 

RADAR NONSTOP - Gempa tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) menggoyang gempa. Hingga kini warga masih trauma. 

Gempa yang terjadi Selasa pukul 08.18 WITA di Selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara menyebabkan kerusakan 24 bangunan di sejumlah kabupaten/kota di Bali.

Bahkan ratusan ikan mati mendadak di laut. Getaran gempa juga sampai Lombok, NTB.  Gempa 5,8 SR ini merupakan hasil pemutakhiran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dari yang sebelumnya dinyatakan berkekuatan 6,0 SR.

BERITA TERKAIT :
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Diprediksi Bakal Diguyur Hujan, Walikota Jaksel Tingkatkan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota se-Bali via radio dan telepon, update hingga pukul 11.40 WITA, ada 24 bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin di Denpasar, seperti dikutip Antara, Selasa (16/7).

Dijelaskan, gempa Selasa (16/7) pagi dirasakan di sembilan kabupaten/kota di Bali. Gempa itu, menurut data BPBD, menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar.

Kerusakan paling banyak dilaporkan terjadi di Kabupaten Badung, tempat 20 bangunan dilaporkan rusak akibat gempa.

Bangunan yang rusak akibat gempa di Badung itu antara lain adalah Gapura ITDC Nusa Dua, SD Negeri 1 Ungasan, Kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Hotel Mercure Nusa Dua, Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, SMPN 5 Kuta Selatan, SMPN 2 Ungasan, SMP Negeri 2 Kuta Selatan, dan Kantor Camat Kuta Selatan.

Selain itu, gempa menimbulkan kerusakan rumah di Banjar Sukajati di Desa Taman Abiansemal, pelinggih (bangunan suci) Bapak Muada SDN 1 Ungasan dan SD 3 Ungasan, SDN 5 Dalung Kuta Utara, SDN 5 Ungasan, SDN 1 Tuban, SDN 2 Tuban, Gedung Serbaguna Desa Adat Tuban, Banjar Tuban Griya, dan Kantor Bea Cukai.

Gempa juga menyebabkan kerusakan Rumah Tahanan dan ornamen pada atap Gedung DPRD di Kabupaten Gianyar, serta menyebabkan rumah seorang warga di Desa Busungbiu, Kabupaten Buleleng, roboh.

Pura Lokanatha di kawasan Taman Kota Lumintang, Denpasar, juga beberapa bata merahnya lepas akibat gempa. "Sampai saat ini, belum ada laporan korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Rentin.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi Selasa (16/7) pagi ini termasuk gempa berkedalaman menengah, yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.

Hingga pukul 11.00 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sembilan gempa susulan dengan magnitudo terbesar M=3.2 dan magnitude terkecil M=2.4 setelah gempa utama yang bermagnitudo 5,8.

Lalu ada fenomena ikan-ikan mengambang di Pantai Batu Bolong, Canggu, Bali, menjadi sorotan karena banyak yang mengaitkan dengan peristiwa gempa bumi pagi tadi di media sosial. Padahal fenomena ini tak ada kaitannya sama sekali.

Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Denpasar Suko Wardono mengatakan ikan-ikan yang terdampar tersebut berjenis lemuru. Suko mengatakan, selain pada Senin (15/7) kemarin, peristiwa serupa sudah terjadi pada Rabu (3/7) lalu. 

Dari hasil pengecekan, ikan-ikan lemuru itu diduga tertarik pada lampu-lampu yang disorotkan ke arah pantai. Di satu sisi, kondisi perairan tersebut juga sedang dalam 'musim ikan'. 

#Gempa   #Bali   #BMKG