RADAR NONSTOP - Jalan rusak minta tumbal. Seorang ibu hamil terpaksa ditandu sejauh 7 km lantaran jalan rusak.
Tragisnya, sampai di puskesmas sang bayi wafat. Kisah naas ini dialami Kenti (38) warga Kampung Naga Hurip, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.
Kenti ditandu karena pendarahan. Untuk melakukan prosesi persalinan di Puskesmas setempat, Kenti harus menahan rasa sakit sejauh 7 km dari rumahnya karena kondisi sarana infrastruktur jalan yang masih buruk.
BERITA TERKAIT :Visi Misi Airin Lebih Klop Ke Prabowo, Sony Asal Jeplak Dan Gak Paham Banten?
Polisi Gak Netral Kena Sanksi, Pak Kapolri Tolong Dicek Pilkada Banten?
Tokoh pemuda Desa Mekarjaya, Dani Agustian menjelaskan, Kenti yang tengah mengalami pendarahan tersebut digotong menggunakan tandu menuju Puskesmas setempat pada Minggu (1/9/2019) guna mendapatkan perawatan. Kenti terpaksa ditandu lantaran kondisi jalan dari rumahnya tidak memungkinkan untuk masuk kendaraan roda empat.
Dani mengatakan, nyawa buah hati Kenti yang masih di dalam kandungan tidak bisa terselamatkan ketika Kenti bersama keluarga sampai Puskesmas. “Ketika sampai, pihak Puskesmas mengatakan bahwa sang bayi tidak bisa terselamatkan lagi,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (4/9/2019).
Kepala Puskesmas Panggarangan Endang Suhendar mengatakan, dari hasil USG yang dilakukan di Puskesmas, bayi tersebut diduga telah meninggal secara Intrauterine Fetal Death (IUFD).
IUFD adalah kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu. Hal tersebut terpantau dari hasil USG di Puskesmas.
“Sebelumnya dirujuk ke RSUD Pelabuhan Ratu, kondisi itu telah diperiksa di USG di sini, dan memang telah meninggal. Tapi untuk memastikannya kita rujuk ke spesialis kandungan. Kita tidak bisa memastikan kapan meninggalkannya, karena dari hasil USG tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” katanya.