RADAR NONSTOP - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kecewa. Minggu (6/10), mantan Dirut Ancol yang akrab disapa BKS ini mendadak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
BKS mengecek aktivitas bongkar muat. Dia juga meminta agar aktivitas bisa dilakukan 24 jam dan pada saat Sabtu dan Minggu atau akhir pekan.
Jika Sabtu Minggu pelayanan tetap berjalan, pengiriman logistik tak bertumpuk di hari biasa dan tidak terjadi antrian trailer yang menyebabkan kemacetan di sekitar lingkungan pelabuhan. "Tidak maksimal dan harus dimaksimalkan," kata BKS dalam siaran pers yang diterima redaksi.
BERITA TERKAIT :Warning, Penikmat Duit Proyek Jalur KA Besitang-Langsa Sumut
Korupsi DJKA Kemenhub Diayun Terus, KPK Kapan Borgol Pelaku Utamanya.
Selama ini barang-barang yang akan diekspor dikumpulkan pada hari Kamis dan Jumat dimana ratusan petikemas yang diangkut trailer datang bersamaan pada hari tersebut, sehingga terjadi kemacetan semua ingin sama-sama masuk pelabuhan Priok berbarengan.
“Kalau ada pelayanan Sabtu Minggu kan bisa mengurai penumpukan barang di hari Kamis dan Juma. Bayangkan kalau berkumpul di Kamis dan Jumat, maka keluar masuk dari pelabuhan saja jadi antrian panjang,” kata Budi.
Jika pelayanan Sabtu dan Minggu bisa dilaksanakan menurut BKS, kapasitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok bisa naik menjadi 8 juta Teus dalam setahun dan dwelling time menjadi 2,4 per hari serta menekan biaya tinggi.
Jadi averagenya (dwelling time) 2,4 hari ini diikuti volume, kalau tercapai di satu sisi korporasi pelabuhan naik, orang servicenya bagus,” ucap menteri.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, pada tahun 2018 volume bongkar muat di Priok mencapai 7,5 juta TEUs. Padahal peningkatan throughput di Priok masih dapat terus di upayakan hingga mencapai 10-12 juta TEUs per tahun.
Peningkatan throughput tentu akan didukung dengan pelayanan arus bongkar muat yang di maksimalkan pada akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu.