Selasa,  30 April 2024

Lewat Dialog Interaktif

Fisip Unisma 45 Bekasi Gelar Riung Alumni, Sikap Negerikan Kampus

YUD
Fisip Unisma 45 Bekasi Gelar Riung Alumni, Sikap Negerikan Kampus

RADAR NONSTOP - Fisip Unisma 45 Bekasi menggelar acara riung Alumni dengan dialog interaktif sesama Alumni yang dihadiri oleh seluruh angkatan.

Agenda riung Almuni tersebut dalam rangka membangun silaturahmi dan menggagas program-program ke depan.

Abdul Muis selaku Wakil Dekan Fisip mengatakan, Unisma 45 Bekasi dibuat oleh Almarhum H. Abdul Fatah untuk membuat pendidikan perguruan tinggi dalam rangka membangun SDM di Bekasi.

"Susah payah membangun seharusnya Unisma 45 Bekasi mampu pertahankan aset dan lebih memajukan kualitas pendidikan di Bekasi. Unisma 45 Bekasi tidak ada kata bangkrut, sebab mahasiswa setiap tahunnya naik. Sebut saja 5000 + mahasiswa, jadi mana mungkin pailit. Ini hanya permasalahan pribadi Yayasan mau membangun atau tidak. Untuk desas-desus perpindahan pengelolaan Yayasan kepada pihak swasta lain, saya pun tidak mengetahuinya. Terpenting sikap saya Unisma 45 Bekasi tidak boleh ganti nama karena sejarah panjang," tegasnya.

Abdul Muis menghimbau sekaligus mengajak untuk kembali membangun Keluarga Fisip Unisma 45 (Kalufisma) agar solid dan kuat.

Sementara, Parai Said, Alumni Fisip Pertama dalam dialog mengungkapkan, sebelum Unisma 45 Bekasi lahir, Yayasan Islam 45 mendirikan APD, APP, STISIP hingga menjadi Unisma 45 Bekasi dengan beberapa fakultas dan jurusan hal ini adalah perjuangan H. Abdul Fatah dan bersama tokoh-tokoh pendidikan di Bekasi.

"Saya mendengar bahwa Unisma 45 Bekasi dijual kepada pihak swasta lainnya ini sangat mengecewakan bagi saya. Seharusnya UNISMA 45 Bekasi dijadikan kampus negeri saja, karena ini baik untuk masyarakat Bekasi dan punya kebanggaan bagi daerah," ujarnya.

Dulu, lanjut Parai Said, dirinya pernah menjadi Ketua tim percepatan kampus negeri tapi dalam agenda rapat hanya 3 kali setelah itu tidak diteruskan agenda menjadikan kampus negeri di Bekasi.

Parai Said pun mengungkapkan rasa kekecewaannya ketika Unisma 45 Bekasi tidak mampu lagi melanjutkan perjalanan pendidikan dengan dalil-dalil bangkrut. Ditegaskan, tidak ada kata bangkrut, tapi malas membangun dan ingin praktis, makanya dijual.

"1983 menuju 1985 Unisma 45 Bekasi sebagai pusat pendidikan dan menunjang Pemerintahan setempat. Semua ada di Unisma 45 Bekasi. Lulusan kita sudah banyak yang hebat-hebat tapi jikalau memang Unisma 45 Bekasi berganti status ini harus disikapi oleh mahasiswa, Walikota , dan DPRD agar ada solusi dunia pendidikan lebih bagus menjadi kampus Negeri. Pokoknya mahasiswa harus bersatu semua fakultas dan para alumni bergerak untuk mendorong kampus Unisma 45 Bekasi menjadikan kampus negeri di Bekasi agar berdampak positif bagi masyarakat di Bekasi," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Ubaidillah selaku Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unisma 45 Bekasi pun alumni Fisip, mengungkapkan, memang betul secara administratif sudah ada beberapa peralihan pengelolaan. Ubai menyatakan, dirinya sebenarnya kecewa jika Unisma 45 Bekasi dijual kepada swasta lainnya. Lebih baik kepada negara agar lebih maju dan berdampak positif kepada masyarakat.

Ubai mengatakan, jika Unisma 45 Bekasi ingin mendorong kampus Negeri mahasiswa harus bergerak bersama dengan alumni untuk mempertahankan kampus Unisma 45 Bekasi.

"Kami siap memfasilitasi alumni Unisma 45 dalam membahas tentang peralihan swasta ke swasta dan langkah-langkah apa saja yang harus menjadi sikap Alumni, mahasiswa, dan dosen-dosen. Yayasan pun harus duduk bareng untuk membicarakan pendidikan UNISMA 45 Bekasi kedepannya agar lebih baik. Terpenting bagi mahasiswa adalah di bawah melakukan kajian, riset, dan konsolidasi. Disitu nanti kita bertemu," terangnya.

BERITA TERKAIT :
Jelang Pilkada, Pj Wali Kota Bekasi Minta ASN Netral 
Menu Ikan Bakar & Kepiting Jadi Alat Lobi Gani, DPRD Kota Bekasi Mendadak Lunak?